Sri Mulyani Ramal Ekonomi Tumbuh 4,6 Persen di Kuartal I

CNN Indonesia
Jumat, 17 Apr 2020 15:07 WIB
Gedung perkantoran di kawasan Mega Kuningan Jakarta, Senin, 14 Desember 2015. Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 hanya 5,5 persen. Angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan asumsi pertumbuhan yang ditargetkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sekitar 5,8 sampai 6,2 persen. CNN Indonesia/Safir Makki
Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi kuartal I 2019 akan tertahan di kisaran 4,5 persen-4,6 persen karena virus corona. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 akan tertahan di kisaran 4,5 persen-4,6 persen karena virus corona. Angka itu melambat dari periode sama tahun lalu yang sebesar 5,07 persen.

Ia mengungkapkan penyebaran virus corona di global dan di Indonesia akan menjadi penghambat pencapaian target pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, wabah tersebut telah melumpuhkan kegiatan sosial dan ekonomi.

Alhasil, hampir seluruh sektor terkena dampak oleh wabah tersebut dan membuat ekonomi melambat tahun ini. "Prediksi pertumbuhan ekonomi di bawah 5 persen untuk kuartal I 2020, tapi masih cukup baik di 4,5 persen-4,6 persen," kata Sri Mulyani dalam video conference, Jumat (17/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, nilai investasi, tingkat konsumsi rumah tangga, kegiatan ekspor yang menjadi komponen penopang pertumbuhan akan menurun di tengah penyebaran virus corona. Oleh karena itu, sulit bagi pemerintah mempertahankan ekonomi di area 5 persen.

Sementara, ia menyatakan pertumbuhan ekonomi bisa saja semakin melambat pada kuartal II 2020. Pasalnya, dampak penyebaran virus corona terhadap ekonomi semakin terasa.

"Dinamika cepat berubah, kuartal II 2020 bisa saja berubah karena kan ada pembatasan sosial, bekerja dari rumah (work from home), sehingga akan terlihat pengaruhnya di kuartal II 2020," jelas Sri Mulyani.

Namun, ia belum bisa memastikan apakah kuartal II 2020 ini merupakan puncak dari dampak virus corona terhadap ekonomi. Sebab, belum ada pihak yang bisa memastikan kapan tepatnya penyebaran virus itu akan berakhir.

"Itu lihat lagi apakah nanti pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 bisa membaik atau justru stagnan karena virus corona. Ini paling sulit membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi," tutur dia.

[Gambas:Video CNN]
Untuk itu, pemerintah berupaya mempertahankan ekonomi dalam negeri dengan menambah alokasi jaring pengaman sosial (social safety net) demi mempertahankan daya beli masyarakat. Dengan begitu, risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi bisa diminimalisir.

"Kami berupaya mengurangi dampaknya dengan bantuan langsung tunai, kartu sembako, dan kartu prakerja," jelas Sri Mulyani.

Secara keseluruhan, ia memprediksi ekonomi pada tahun ini tumbuh 2,3 persen. Angkanya jauh melambat dibandingkan target di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang mencapai 5,3 persen.

(aud/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER