Harga Minyak Jatuh, Rupiah Melemah ke Rp15.530 per Dolar AS

CNN Indonesia
Rabu, 22 Apr 2020 09:18 WIB
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (20/4/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Senin (20/4) sebesar 52 poin atau 0,34 persen ke level Rp15.412 per dolar AS. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Rupiah melemah 63 poin dibandingkan kemarin ke posisi Rp15.530 per dolar AS pada Rabu (22/4) pagi. Harga minyak masih menekan laju rupiah. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.530 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (22/4) pagi. Mata uang garuda melemah 63 poin atau 0,4 persen dibandingkan perdagangan kemarin di level Rp15.467 per dolar AS.

Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang lain. Mulai dari won Korea Selatan melemah 0,51 persen, peso Filipina minus 0,09 perseb, ringgit Malaysia minus 0,04 persen, hingga baht Thailand minus 0,01 persen.

Sementara dolar Hong Kong dan yen Jepang stagnan. Sedangkan dolar Singapura menguat 0,06 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu pula dengan mayoritas mata uang utama negara maju kompak berada di zona merah. Euro Eropa melemah 0,09 persen, poundsterling Inggris minus 0,07 persen, franc Swiss minus 0,05 persen.

Hanya dolar Australia dan dolar Kanada yang menguat, masing-masing 0,17 persen dan 0,06 persen dari mata uang Negeri Paman Sam.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah akan melemah pada hari ini karena sentimen anjloknya harga minyak dunia. Proyeksinya, rupiah bergerak di kisaran Rp15.400 sampai Rp15.600 per dolar AS pada hari ini.

Pasalnya, penurunan harga minyak dunia memunculkan kekhawatiran bagi pelaku pasar keuangan. Hal ini membuat mereka akan melepas aset berisiko, termasuk mata uang.

Lebih lanjut, penurunan harga minyak dunia akan mempengaruhi banyak sektor, mulai dari industri hingga pasar keuangan secara menyeluruh. Begitu pula dengan prospek pertumbuhan ekonomi ke depan."Bila sentimen negatif ini bertahan, rupiah bisa kembali tertekan," ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com.

[Gambas:Video CNN]

(uli/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER