Harga Minyak Dunia Mulai Bangkit, WTI Menguat 19 Persen

CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2020 07:07 WIB
Sejumlah pekerja di kilang minyak mini yang dikelola PT Tri Wahana Universal (TWU) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (10/3). Kilang minyak mini dengan kapasitas 16.000 barel per hari itu, berhenti beroperasi sejak 20 Januari lalu, karena tidak memperoleh pasokan minyak mentah produksi Blok Cepu. ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo/pd/16. *** Local Caption *** BOJONEGORO, JAWA TIMUR.
Harga minyak mentah Brent dipatok naik 5,38 persen ke US$20,37 per barel, sedangkan minyak WTI melompat 19,1 persen ke US$13,78 per barel. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo).
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia terdongkrak pada perdagangan Rabu (22/4) waktu AS. Namun, harga minyak mentah itu masih bergerak fluktuatif karena penyebaran virus corona.

Mengutip Antara, Kamis (23/4), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni naik US$1,04 atau 5,38 persen ke posisi US$20,37 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik US$2,21 atau 19,1 persen ke US$13,78 per barel

Sebelumnya, minyak berjangka AS, WTI untuk pengiriman Mei menyentuh posisi minus US$37,63 per barel, untuk pertama kalinya dalam sejarah, pada Selasa (21/4). Kini, WTI kembali ke tren penguatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pergerakan pasar terjadi setelah Presiden AS Donald Trump menginstruksikan Angkatan Laut (AL) AS untuk menghancurkan kapal perang Iran, jika mereka mengganggu kapal-kapal AS di laut. Trump menuliskan informasi tersebut melalui akun Twitter, namun tidak memberikan rincian lainnya.

"Saya telah menginstruksikan Angkatan Laut Amerika Serikat untuk menembak jatuh dan menghancurkan setiap dan semua kapal perang Iran jika mereka mengganggu kapal kami di laut," cuit Trump.

Harga minyak tertekan karena banjir pasokan setelah Arab Saudi dan Rusia gagal mencapai kesepakatan pengurangan produksi pada awal Maret. Di sisi lain, penyebaran pandemi corona telah mengurangi permintaan bahan bakar sekitar 30 persen di seluruh dunia.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya, termasuk Rusia, akhirnya mengumumkan pengurangan produksi pada awal April.

Pemangkasan produksi hampir 10 persen dari pasokan global. Sayangnya, kondisi ekonomi yang hampir macet karena kebijakan lockdown atau penutupan wilayah tidak cukup untuk mengimbangi penurunan permintaan.

Sementara itu, Badan Informasi Energi AS melaporkan persediaan minyak mentah komersial AS meningkat 15 juta barel per 17 April dibandingkan pekan sebelumnya.

[Gambas:Video CNN]

(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER