Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian ESDM mencatat realisasi penyerapan
biodiesel sebesar 2,17 juta kilo liter (KL) pada kuartal I 2020. Jumlah itu mencapai 90,4 persen dari total permintaan pembelian (
purchase order/PO) mencapai 2,4 juta KL.
Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Hariyanto mengatakan realisasi penyerapan biodiesel tidak memenuhi total PO karena terkena dampak pandemi virus corona atau covid-19 di Indonesia. Pasalnya, pandemi corona menghambat aktivitas bisnis yang selanjutnya menurunkan kemampuan industri untuk menyerap biodiesel.
"Ini berdampak pada penggunaan biodiesel seperti saya utarakan. Terjadi penurunan demand dari penggunaan B30 yang secara langsung akan mengurangi penggunaan biodiesel," kata Hariyanto dalam keterangan tertulis, Kamis (23/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, Hariyanto khawatir penurunan realisasi penyerapan biodiesel akan membuat target penggunaan biodiesel tahun ini meleset. Sebagai catatan, tahun ini, target penyerapan biodiesel mencapai 9,6 juta KL.
Secara rinci, penyerapan biodiesel Januari 2020 sebanyak 699,5 ribu KL atau 87,53 persen dari target PO 789,64 ribu KL. Lalu, penyerapan biodiesel Februari 2020 sebanyak 756,96 ribu KL atau 94,72 persen dari target PO 799,3 ribu KL.
Sementara pada Maret 2020, penyerapan biodiesel sebanyak 713,86 ribu KL atau 89,32 persen dari target PO 809,95 ribu KL. Kendati begitu, Kementerian ESDM mencatat penyerapan biodiesel terus meningkat dari tahun ke tahun.
Konsumsi biodiesel mencapai 2,37 juta KL pada 2017. Kemudian, naik 49 persen menjadi 3,55 juta KL pada 2018.
Selanjutnya, naik lagi 79,43 persen menjadi 6,37 juta KL pada 2019. Peningkatan konsumsi biodiesel sejalan dengan program B20 atau mencampur 20 persen biodiesel ke Bahan Bakar Minyak (BBM).
[Gambas:Video CNN] (uli/sfr)