IHSG Anjlok 26,43 Persen Sampai April Ini

CNN Indonesia
Jumat, 24 Apr 2020 18:49 WIB
Pengunjung mengamati papan monitor yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa efek Indonesia, Jakarta, (7/9).Pada penutupan saham sesi pertama, Jumat (7/9/2018), IHSG naik 20,23 poin atau 0,35 persen ke posisi 5.796,32. IHSG sudah anjlok 26 persen karena virus corona. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan kinerja pasar saham Indonesia terdampak ketidakpastian ekonomi global akibat penyebaran virus corona (Covid-19).

Direktur Utama BEI Inarno Djayadi mengungkapkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok sebesar 26,43 persen sejak awal tahun ke posisi 4.635 per 17 April 2020. Jatuhnya IHSG diikuti oleh penurunan kapitalisasi pasar sebesar 26,11 persen menjadi Rp5.368 triliun.

"Sampai dengan akhir pekan lalu, 17 April 2020 indikator perdagangan mengalami penurunan dibandingkan penutupan 2019," ujarnya dalam video conference, Jumat (24/4).

IHSG menyentuh level terendah di tahun ini pada perdagangan Selasa, 2 Maret 2020 yaitu di level 3.937. Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian turun 1,49 persen menjadi 462 ribu kali, sedangkan rata-rata nilai transaksi harian turun 23,84 persen menjadi Rp6,94 triliun.

Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian turun 51,87 persen menjadi 7 miliar saham. Inarno mengungkapkan seluruh indeks sektoral melemah, dimana sektor aneka industri memimpin penurunan sebesar 40,60 persen setara Rp150,55 triliun.

Di sisi lain, investor asing tercatat jual bersih (net sell) sebesar Rp14,87 triliun sejak awal tahun. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menilai karakteristik investor asing adalah melarikan asetnya kepada safe haven saat terjadi krisis seperti sekarang ini.

"Namun, begitu kondisinya membaik balik lagi, jadi memang selalu menimbulkan volatilitas tinggi saat krisis seperti ini," paparnya.

Menurutnya, kondisi IHSG saat ini lebih baik dibandingkan dengan krisis 2008. Saat itu, indeks saham turun hingga 50 persen, sedangkan saat ini IHSG melemah 26,43 persen. Ia menjelaskan kondisi ini ditopang oleh peningkatan investor domestik.

[Gambas:Video CNN]
"Ini dominasi investor domestik yang berfungsi sebagai shock breaker saat terjadi kejutan di pasar modal. Kalau asing memang nature (kebiasaan) begitu, saat terjadi krisis pasti mereka lari ke safe haven," jelasnya.

Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) memaparkan investor saham per 31 Maret 2020 mencapai 1,16 juta orang, naik dari posisi akhir tahun yaitu 1,1 juta. Jumlah investor saham mewakili 42,6 persen total investor di pasar modal yakni 2,67 juta investor. (ulf/agt)
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER