Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Angkasa Pura II (Persero) atau AP II dan sejumlah maskapai penerbangan akan menggenjot bisnis pengelolaan
kargo di bandara untuk menyiasati sepinya penumpang karena wabah
virus corona (Covid-19).
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengungkapkan sejumlah maskapai penumpang telah menginformasikan pengajuan penerbangan tambahan (
extra flight) untuk penerbangan kargo di sejumlah bandara yang dikelola AP II.
"Indikasinya memang maskapai yang mengoperasikan pesawat penumpang kini semakin fokus di bisnis kargo. Maskapai tersebut memaksimalkan utilisasi pesawat penumpang dengan mengangkut kargo di tengah pandemi Covid-19. Bahkan juga ada operator helikopter yang mulai beroperasi untuk mengangkut kargo," paparnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai catatan, mulai 25 April hingga 31 Mei 2020, pemerintah melarang maskapai untuk mengangkut penumpang di wilayah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan zona merah penyebaran COVID-19.
Sementara, seluruh penerbangan kargo masih diperbolehkan baik itu rute domestik mau pun internasional. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 H dalam rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19.
Dalam beleid tersebut, pemerintah mengizinkan pengangkutan kargo dilakukan oleh maskapai yang mengoperasikan pesawat dengan konfigurasi penumpang tetapi wajib mengantongi persetujuan.
"Mungkin jika kargo bisa dimuat di kabin pesawat maka itu akan mempercepat loading dan unloading dibandingkan dengan jika kargo dimuat di lambung pesawat (
belly cargo). Itu membuat keseluruhan proses menjadi lebih cepat," kata Awaluddin.
Wabah virus corona memang menghantam industri penerbangan. Pada tahun ini, AP II memprediksi hanya mampu meraup pendapatan sekitar 60-70 persen dari target awal Rp12,8 triliun yang ditetapkan sebelum adanya pandemi COVID-19.
Awaluddin merinci, bandara AP II yang melayani penerbangan pesawat penumpang untuk dioperasikan khusus mengangkut kargo, antara lain Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Supadio (Pontianak), Husein Sastranegara (Bandung), dan Kualanamu (Deli Serdang).
Sepanjang kuartal I 2020, volume angkutan kargo di 19 bandara AP II rata-rata sekitar 62 ribu ton per bulan. Khusus di Soekarno-Hatta, rata-ratanya mencapai 42,5 ribu ton per bulan.
Beberapa jenis kargo yang diangkut misalnya untuk pengiriman
e-commerce, alat kesehatan, dan
berbagai peralatan serta perlengkapan penting dalam menghadapi wabah.
Soekarno-Hatta merupakan bandara perseroan yang memiliki kapasitas pengelolaan kargo terbesar yakni mencapai sekitar 600 ribu ton per tahun. Kendati demikian, volume kargo yang ditangani di Soekarno-Hatta sempat mencapai 760 ribu ton pada 2018.
Saat ini, terdapat dua perusahaan afiliasi perseroan yang khusus menangani kargo yaitu PT Angkasa Pura Kargo (kepemilikan 99,99 persen saham) dan PT Gapura Angkasa (kepemilikan 46,26 persen saham).
[Gambas:Video CNN] (antara/sfr)