Kemenperin Sebut Corona Pukul 60 Persen Industri

CNN Indonesia
Selasa, 28 Apr 2020 12:59 WIB
Peserta beasiswa industri tekstil dari program Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengikuti praktek pelatihan kain tenun di Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta di kompleks Solo Tekno Park (STP), Solo, Jawa Tengah, Kamis (31/3). Program beasiswa industri tekstil yang meliputi teknik pemintalan benang, pembuatan kain tenun dan garmen tersebut diikuti seratusan peserta karyawan industri tekstil dan masyarakat umum sebagai upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT). ANTARA FOTO/Maulana Surya/ama/16.
Kemenperin mencatat wabah virus corona menghantam 60 persen industri di Indonesia. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Maulana Surya).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan 10 sektor industri terpukul kemunculan virus corona (covid-19). Jumlah tersebut mewakili 60 persen dari total industri di Indonesia.

"Hampir semua sektor industri kena dampak Covid-19. Secara ringkas 60 persen dari industri suffer (terpukul) dan 40 persen moderat atau masih memiliki demand (permintaan) tinggi," ungkap Sekjen Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono dalam rapat virtual bersama Komisi VI DPR, Selasa (28/4).

Ia menuturkan sejumlah kontrak industri mengalami penundaan pembayaran hingga pembatalan pesanan akibat pandemi. Selain itu, terjadi penurunan utilisasi karena jatuhnya permintaan produk industri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dampak lainnya yaitu pengurangan pegawai akibat penurunan produksi," imbuhnya.

Tak hanya itu, ia bilang harga bahan baku dan penolong naik lantaran keterbatasan akses kepada negara importir. Beban industri semakin berat karena mengalami kesulitan transportasi logistik akibat berkurangnya moda.

"Kenaikan kurs dolar AS terhadap rupiah juga memukul industri dalam negeri," ucapnya.

Ia menuturkan pemerintah perlu memperhitungkan pengaruh tekanan industri kepada Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB). Secara rinci, 10 industri tersebut meliputi industri logam yang memiliki kontribusi ke PDB sebesar 4,17 persen di 2019.

Selanjutnya, industri peralatan listrik dan kabel kontribusi ke PDB 2,7 persen, industri semen, keramik, dan kaca kontribusi ke PDB 3,35 persen.

Kemudian, industri elektronika dan peralatan telekomunikasi sumbangan ke PDB 2,56 persen, industri otomotif sumbangan ke PDB 5,3 persen, dan industri karet sumbangan ke PDB 3,16 persen.

Lalu, industri alat berat kontribusi ke PDB 1,69 persen, industri pesawat terbang, kereta api, dan galangan kapal sebesar 3,98 persen, industri tekstil 1,78 persen, dan industri mebel dan kerajinan sebesar 1,41 persen.

Sementara itu, industri yang masih memiliki permintaan tinggi di tengah pandemi meliputi industri alat pelindung diri, alat kesehatan, masker, dan sarung tangan. Lalu, industri farmasi serta industri makanan dan minuman.

Guna menanggulangi dampak Covid-19 kepada industri, ia menyatakan Kemenperin telah melakukan refocusing dan realokasi anggaran bagi sektor Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA). Nilai refocusing dan realokasi mencapai Rp59,91 miliar.

[Gambas:Video CNN]

Ia merincikan mayoritas anggaran tersebut akan digunakan untuk pengembangan wirausaha IKM terdampak Covid-19 terutama untuk korban PHK sebesar Rp33,61 miliar. Kemudian, pemberian fasilitas bahan baku dan penolong sebesar Rp11,35 miliar. Selain itu, terdapat alokasi untuk pengembangan produk IKM terdampak Covid-19 senilai Rp3 miliar.

"Kami juga memberikan dana untuk restrukturisasi mesin peralatan IKM terdampak Covid-19 sebesar RP11,94 miliar," katanya.

(ulf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER