Denpasar, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi Bali mengatakan hingga saat ini masih mengekspor produk pertanian lokal dan industri kerajinan ke Uni Emirat Arab di tengah merebaknya pandemi
virus corona.
Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan ekspor ini menandakan ekonomi di Bali tetap menggeliat di tengah pandemi Covid-19.
"Pertanian dan kerajinan kita di Bali masih tetap berdenyut dan berjalan dengan normal bahkan mampu menembus pasar luar negeri," ujar Koster melalui video telekonferensi, Senin (27/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua produk yang diekspor adalah satu ton manggis yang akan dikirim melalui jalur udara ke Uni Emirat Arab. Sementara sekitar 504 kontainer produk kerajinan tangan akan dikirim melalui jalur laut dari Pelabuhan Benoa.
Koster yakin ekspor ini memberikan peningkatan pendapatan kepada para petani di Bali saat musim manggis seperti saat ini.
"Saya selama ini berupaya keras untuk meningkatkan hilirisasi dari produk pertanian kita, termasuk industri kerajinan rakyat kita dengan membuka akses pasar dalam dan luar negeri. Kita terus berupaya memperluas akses pasar ini," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]Secara rutin dilaporkan ekspor manggis dengan rata-rata sejumlah 17 ton dalam dua kali sepekan dikirim ke China. Sedangkan ekspor kerajinan tangan melalui Pelabuhan Benoa dikirim ke Amerika, Uni Eropa dan Australia.
Bali juga mengekspor produk perkebunan berupa kakao Bali serta bibit paprika ke Singapura dan Belanda. Sedangkan produk kayu suar dan bambu Bali dikirim ke Kanada, Portugal, Meksiko, Brazil dan Spanyol. Sementara Jepang menjadi tujuan ekspor hasil holtikultura seperti cabai keriting, cabai rawit, dan jeruk nipis.
Menurutnya, upaya pembukaan akses pasar dalam dan luar negeri menjadi prioritas dalam pemerintahannya lima tahun ke depan. Rencana tersebut tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 99 Tahun 2019 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali.
"Selama ini di bagian hilir kita tertinggal, berkaitan dengan industri olahan, sentra-sentra hasil pertanian dan akses pasar untuk produk kita di dalam dan di luar negeri. Karena itu saya berikan perhatian khusus," jelasnya.
Kepala Balai Karantina Pertanian Denpasar I Putu Tarumanegara mengatakan ekspor produk pertanian hingga pekan ketiga di bulan April ini mencapai 799 ribu ton senilai Rp 86 miliar ditambah tiga ribu ton ekspor produk hasil kehutanan senilai Rp 42 miliar.
Untuk manggis, periode bulan Januari hingga Maret sudah diekspor 713 ton dengan nilai Rp 53 miliar. "Untuk bulan berjalan ini angkanya di 65 ton dengan nilai Rp 4,8 miliar," kata Tarumanegara.
(put/evn)
[Gambas:Video CNN]