20,5 Juta Pekerja AS Kehilangan Pekerjaan karena Corona

CNN Indonesia
Senin, 11 Mei 2020 08:45 WIB
A man rides a Citi Bike past the Brooklyn Hospital on April 1, 2020 in New York City. - When America's oldest bike shop opened, the Spanish flu was ravaging New York. Over a century later, it's helping residents work and stay sane as cycling proves vital during coronavirus. While almost all stores were ordered to close for the Big Apple's COVID-19 shutdown, bike shops like Bellitte Bicycles were deemed essential businesses and allowed to stay open. They have proved a godsend for New Yorkers needing to commute to hospitals, migrant workers delivering takeouts and cooped-up residents desperate to escape their cramped apartments for some solitary exercise. (Photo by Angela Weiss / AFP)
Angka lonjakan pengangguran di Amerika Serikat (AS) melonjak tertinggi sepanjang sejarah. Pada April saja, 20,5 juta orang kehilangan pekerjaan. Ilustrasi. (AFP/Angela Weiss).
Jakarta, CNN Indonesia -- Angka pengangguran di Amerika Serikat (AS) mencatat lonjakan tertinggi sepanjang sejarah. Pada April 2020, AS mencatat 20,5 juta orang kehilangan pekerjaan, karena penyebaran virus corona.

Langkah pemerintah AS mengunci wilayah (lockdown) untuk memerangi virus corona berdampak besar pada perekonomian dan juga para pekerja di sana.

Mengacu data dari Biro Statistik Tenaga Kerja pada Jumat (8/5), jumlah 20,5 juta orang yang kehilangan pekerjaan menjadi penurunan paling besar sejak pencatatan data pekerja dilakukan 1939 silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biro Statistik Tenaga Kerja juga mencatat tingkat pengangguran mencapai 14,7 persen pada April. Angka ini naik drastis dibandingkan Maret yang hanya 4,4 persen.

Data dalam dua bulan terakhir itu menunjukkan masa yang sulit bagi para pekerja di Negeri Paman Sam. "Setiap orang yang saat ini menganggur adalah orang yang sekarang hidupnya berada dalam kekacauan," ujar Poppy Harlow, Penasehat Ekonomi Gedung Putih seperti dilansir CNNInternational.

AS menjadi salah satu negara dengan dampak corona terparah. Kasus positif covid-19 mencapai angka 1,34 juta dengan 201 ribu orang dinyatakan sembuh, dan 79.696 meninggal dunia.

Penyebaran virus corona itu pula yang awalnya membuat Pemerintah AS menetapkan lockdown. Ironisnya, dalam kurun waktu dua bulan peningkatan jumlah pengangguran terjadi di semua sektor.

Sektor akomodasi terkena dampak terburuk dengan jumlah pengangguran mencapai 7,7 juta orang, Disusul sektor ritel dengan 2,1 juta pengangguran, pelayanan kesehatan mencapai 1,2 juta, hingga 42 ribu pegawai toko makanan dan minuman yang kehilangan pekerjaan.

Jumlah angkatan kerja juga turun dari 60 persen pada Maret menjadi 51,3 persen pada April. Persentase populasi itu adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Barbara Hull (38), warga AS, merupakan salah satu pegawai yang terkena dampak pandemi virus corona. Sebelum pemerintah menerapkan lockdown pada 18 Maret, Hull masih bekerja sebagai pelayan di Hotel Caesar Palace, Las Vegas.

"Secara finansial, ini menakutkan buat kami. Karena ketika kembali bekerja, kami tidak tahu apa yang dapat dikembalikan," terang Hull, yang mengaku tidak bisa membayangkan akan mengenakan masker saat bekerja.

Sementara itu, Micaela Stoia (22) juga dirumahkan untuk sementara dari pekerjaannya sebagai pelatih anjing di Petco. Ia sudah mengajukan tunjangan pengangguran, tetapi hingga kini belum menerima uang dari pengajuan tersebut.

"Pada saat saya berusia 26 tahun, saya akan membutuhkan pekerjaan tetap, tetapi pandemi corona ini telah menunda semuanya," kata Stoia.

[Gambas:Video CNN]


(jal/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER