Imbas Corona, Harga Telur Ayam 'Babak Belur' di Sumsel

CNN Indonesia
Rabu, 13 Mei 2020 12:25 WIB
Karyawan merapikan telur ayam yang dijual di swalayan Carrefour Menteng Prada, Jakarta (20/12). (CNN Indonesia / Hesti Rika)
Harga telur ayam anjlok di Sumsel karena pandemi virus corona. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Palembang, CNN Indonesia -- Harga telur ayam ras anjlok di Sumatera Selatan (Sumsel). Pandemi virus corona membuat permintaan dan daya beli masyarakat merosot.

Ketua Asosiasi Masyarakat Peternak Sumsel Ismaidi Chaniago mengungkapkan harga telur ayam sempat tertekan hingga Rp13 ribu per Kg atau di bawah harga normal Rp20 ribu hingga Rp22 ribu per Kg.

"Sekarang harga mulai merangkak naik menjadi Rp16 ribu per Kg," ujar Ismaidi, Selasa (13/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia memperkirakan harga telur ayam masih fluktuatif, mengingat kondisi wabah yang belum pulih, aktivitas warga yang belum kembali normal, dan daya beli masyarakat yang masih lemah. Di sisi lain, produksi telur masih tinggi, yaitu di kisaran 300 ton per hari.

Saat ini, konsumen telur ayam terbesar dari peternak adalah kantin-kantin kantor dan lembaga sekolah serta rumah makan.

Namun, semenjak penerapan sekolah dan bekerja dari rumah, operasional kantin dan rumah makan tutup, sehingga penjualan telur ayam pun menurun.

"Padahal, ini sudah mau lebaran Idul Fitri, biasanya harga akan semakin baik. Tapi sedang wabah seperti ini kami masih belum tahu permintaan bakal naik apa enggak. Untuk stok itu sebenarnya aman, tidak perlu khawatir. Tapi memang permintaannya yang berkurang," ujar dia.

Di tengah penurunan daya beli masyarakat tersebut, Ismaidi mengungkapkan para peternak takut dengan ancaman munculnya telur ayam tetas.

Sebab, harga jual telur ayam tetas lebih rendah dari harga telur ayam konsumsi yang banyak dipasok oleh peternak.

"Sekarang di pasaran Palembang, telur konsumsi dan tetas di tingkat pedagang sudah bercampur. Masyarakat juga pasti lebih memilih beli yang lebih murah. Bisa dipastikan minggu lalu (telur ayam tetas) masih ada di pasaran. Ada yang berjualan melalui koperasi dengan harga murah dan mengandalkan ketidaktahuan pembeli," jelas dia.

Sebagai catatan, pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32/permentan/PK/230/2017 tentang penyediaan, peredaran, dan pengawasan ayam ras dan telur konsumsi, telah menerapkan pelarangan penjualan telur ayam tetas.

Sebagai informasi, berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, rata-rata harga telur ayam ras segar di pasar tradisional seluruh Indonesia masih tercatat Rp24.150 per Kg pada Selasa (12/5) atau turun 0,21 persen dibandingkan sehari sebelumnya.

[Gambas:Video CNN]

(idz/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER