Jakarta, CNN Indonesia -- Sekitar 80 pusat perbelanjaan atau
mal di
DKI Jakarta serentak kembali dibuka pada Senin (15/6) setelah tutup hampir 3 bulan karena
virus corona. Salah satunya, mal Gandaria City atau yang sering dipanggil Gancit.
Saat buka, hampir setiap gerai, terutama toko pakaian, mengibarkan spanduk merah bertuliskan tawaran diskon besar-besaran. Diskon bervariasi dari 50 persen hingga 80 persen.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD DKI Jakarta Ellen Hidayat sebelumnya mengatakan diskon memang ditawarkan guna menarik pelanggan yang sudah lamai tidak ngemal karena corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentunya sebagian gerai secara bergantian juga memberikan diskon untuk menyambut pengunjung yang sudah kangen ke mal," katanya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (14/6)
Bisa ditebak, gerai-gerai ritel pakaian lah yang ramai diserbu pengunjung. Selain itu, toko elektronik juga tampak ramai.
Anisa, salah satu pengunjung di mal tersebut mengaku datang sebab bosan berada di rumah. Maklum, sudah tiga bulan belakangan ini, ia tidak bisa ngemal dan pergi kemana- mana karena virus corona.
Datang sejak pukul 12 siang, ia mengaku telah berkeliling dan melihat-lihat hampir seluruh
tenant yang ada di mal tersebut. "Sama tapi beda, sama aja letaknya di mana cuma beda aja sekarang sudah harus pakai masker, jauh-jauhan, terus juga makin canggih," ucapnya ketika ditemui CNNIndonesia.com di mal tersebut, Senin (15/6).
Karena kecanggihan itu, ia mengaku sempat bingung dan canggung saat pertama kali mengoperasikan lift. Pasalnya, lift
contactless.
[Gambas:Video CNN]
Ia hampir menyerah dan menggunakan eskalator. Beruntung seorang pengunjung datang menolongnya. Ia yakin kebingungan juga dialami pengunjung yang lain.
Meski bingung, ia yakin hanya perlu mencoba beberapa kali untuk dapat membiasakan diri dengan teknologi baru yang diterapkan pengelola pusat perbelanjaan demi mencegah penyebaran virus corona.
Sementara itu selain menggunakan teknologi
contactless, demi mencegah penyebaran virus corona, Gancit juga memberlakukan kebijakan lainnya. Di setiap pintu masuk dan keluar, pengunjung akan disambut dengan
QR code atau kode unik yang wajib dipindai lewat ponsel masing-masing sebelum masuk dan saat meninggalkan mal.
Anggi Sutrisno, petugas pemantau lalu lintas pengunjung di Gandaria City menyebut QR code tersebut dipakai untuk menghitung jumlah pengunjung yang masuk di dalam mal dalam waktu yang bersamaan. Perhitungan dilakukan supaya pengelola dapat membatasi jumlah pengunjung.
"Jadi begitu
scan kehitung otomatis, pas keluar harus
scan lagi. Kalau misal sudah maksimal berapa orang nanti kami diberitahu dan langsung disetop yang mau masuk. Mesti nunggu ada yang keluar dulu baru bisa masuk," ucapnya.
Namun, pengunjung tak dapat melihat berapa jumlah orang yang berada di dalam mal. Usai memindai QR code, layar ponsel hanya akan menampilkan tata tertib atau protokol kesehatan yang perlu diketahui pengunjung.
Selain penerapan
QR code untuk menghitung jumlah pengunjung yang masuk, Gancit juga memasang
thermal scanner untuk mengecek suhu tubuh pengunjung. Anggi, petugas pemantau layar
termal scanner mengatakan dengan teknologi tersebut, pengecekan suhu tubuh tak dilakukan satu per satu melainkan secara massal.
Terletak di dalam mal,
termal scanner sekaligus memonitor suhu tubuh siapa pun yang melewati mesin tersebut. Setelah itu, layar dapat secara langsung memperlihatkan suhu tubuh setiap pengunjung.
Ia bilang jika terpantau ada pengunjung yang melewati suhu 37,5 derajat celsius, pihak mal terpaksa harus meminta yang bersangkutan keluar dan meninggalkan pusat perbelanjaan.
(wel/agt)