BI Ungkap Celah agar RI Bisa Lolos dari Resesi Ekonomi

CNN Indonesia
Kamis, 18 Jun 2020 17:07 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di ruang Aula Djuanda, Lt. Mezzanine, Kementerian Keuangan. Jakarta.  Rabu (22/1/2020). CNN Indonesia/Andry Novelino
Bank Indonesia memaparkan sejumlah celah yang mampu menyelamatkan ekonomi Tanah Air dari resesi. (CNN Indonesia/ Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Indonesia (BI) memaparkan sejumlah celah yang mampu menyelamatkan ekonomi Tanah Air dari resesi. Mulai dari pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menuju tatanan hidup baru (new normal) hingga dampak stimulus ekonomi di sektor fiskal, moneter, dan riil.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, pelonggaran PSBB menjadi celah penting bagi Indonesia untuk selamat dari resesi. Sebab, kebijakan ini membuat aktivitas ekonomi masyarakat bisa mulai berjalan lagi.

"Tentu saja rencana pembukaan PSBB membuat berbagai aktivitas, termasuk di industri manufaktur dan ekspor meningkat, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi," ucap Perry saat konferensi pers virtual, Kamis (18/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika aktivitas ekspor kembali berjalan, maka kontribusi ekspor yang sempat anjlok pada bulan lalu akan berangsur-angsur membaik. Pada Mei 2020, nilai ekspor Indonesia hanya sebesar US$10,53 miliar.

Realisasi itu turun 13,4 persen dari April 2020 dan anjlok 28,95 persen dari Mei 2019. "Kinerja ekspor memang menurun, tapi sejumlah komoditas masih mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik, misalnya palm oil (minyak sawit), aluminium, dan besi baja," katanya.

Menurutnya, ketika aktivitas ekspor berjalan kembali, maka industri akan menyerap bahan baku dan membuat harga komoditas meningkat lagi. Hasilnya, akan memberi dampak pada industri di sektor lain.

Selain pelonggaran PSBB, Perry melihat Indonesia bisa selamat dari resesi berkat stimulus ekonomi yang diberikan sejak pandemi virus corona atau covid-19 meluas di Indonesia. Stimulus diberikan oleh pemerintah di sektor fiskal berupa bantuan sosial (bansos) dan insentif bagi dunia usaha.

"Stimulus ekonomi yang sudah disalurkan pemerintah akan mendorong ekonomi," tuturnya.

Lalu, stimulus moneter diberikan bank sentral nasional lewat penurunan tingkat suku bunga acuan hingga penyediaan likuiditas. Kemudian, stimulus riil diberikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui program restrukturisasi kredit sejak April lalu.

Kendati begitu, Perry mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi nasional akan anjlok pada kuartal II 2020. Bahkan, kemungkinan akan lebih rendah dari kuartal I 2020 sebesar 2,97 persen.

"Pertumbuhan akan menurun cukup dalam pada kuartal II, kemudian baru meningkat pada kuartal III dan IV," ujarnya.

Namun, ekonomi akan mulai pulih pada kuartal III dan IV 2020. Sayangnya, Perry enggan merinci berapa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II, kuartal III, dan kuartal IV 2020. Secara keseluruhan, BI memperkirakan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 0,9 persen sampai 1,9 persen pada tahun ini. Proyeksi itu lebih rendah dari sebelumnya di bawah 2,3 persen.

"Perkiraannya tahun depan, pertumbuhan ekonomi akan berkisar 5 persen sampai 6 persen dengan berbagai pertimbangan tadi," ungkapnya.

[Gambas:Video CNN]



(uli/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER