Bank Indonesia (BI) memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp14 ribu sampai Rp14.600 per dolar AS pada tahun ini. Proyeksi ini lebih tinggi dari kurs rupiah saat ini yang berada di kisaran Rp14.077 per dolar AS di perdagangan pasar spot.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan proyeksi ini diambil berdasarkan perkembangan kondisi kurs rupiah yang masih di bawah nilai fundamentalnya saat ini. Menurutnya, ruang penguatan rupiah masih cukup lebar karena beberapa faktor.
Pertama, inflasi terjaga rendah sebesar 0,07 persen secara bulanan pada Mei 2020. Sementara inflasi tahun berjalan sebesar 0,9 persen dan inflasi tahunan 2,19 persen. BI menargetkan inflasi berada di kisaran 2 persen sampai 4 persen pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Pertamina Raih Laba Rp35 T Tahun Lalu |
Kedua, defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) sebesar US$3,9 miliar atau 1,4 persen dari PDB. Proyeksi BI, defisit transaksi berjalan kemungkinan hanya sebesar 1,5 persen pada tahun ini.
Ketiga, perbedaan suku bunga bank sentral nasional dengan bank sentral di dunia yang masih cukup lebar. Hal ini membuat premi risiko Indonesia menurun.
Selain itu, BI juga turut mempertimbangkan potensi ekonomi ke depan. Meski ketidakpastian mulai mereda. Namun, diperkirakan masih akan mempengaruhi pergerakan rupiah ke depan.
"BI memandang nilai tukar secara fundamental masih undervalue dan ke depan masih berpotensi menguat. Atas pertimbangan tersebut, BI memperkirakan rata-rata nilai tukar 2020 berada di kisaran Rp14.000 sampai Rp14.600 oer dolar AS," ujar Destry saat rapat virtual bersama Badan Anggaran DPR, Kamis (18/6).
Lebih lanjut, menurut data BI, rata-rata rupiah berada di posisi Rp14.100 per dolar AS atau menguat sekitar 3,75 persen dari akhir Mei 2020. Kendati begitu, rata-rata rupiah sebesar Rp14.572 per dolar AS atau melemah 3,06 persen pada 1 Januari sampai 17 Juni 2020 dari akhir Desember 2019.
Sementara untuk tahun depan, BI memperkirakan mata uang Garuda akan menguat lebih tinggi lagi. Proyeksinya, kurs rupiah berada di kisaran Rp13.700 sampai Rp14.300 per dolar AS pada 2021.
Asumsi BI lebih optimis daripada target yang ditetapkan pemerintah senilai Rp14.900 sampai Rp15.300 per dolar AS di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021.
Selain rupiah, bank sentral nasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai kisaran 5 persen sampai 6 persen pada tahun depan. Proyeksi ini melompat tinggi dari asumsi laju ekonomi pada tahun ini sekitar 0,9 persen sampai 1,9 persen.
Sedangkan inflasi diperkirakan berada di kisaran 2 persen sampai 4 persen. Proyeksi ini sama dengan target tahun ini.