Dibayangi Resesi, Rupiah Melemah ke Rp14.161 per Dolar AS

CNN Indonesia
Selasa, 23 Jun 2020 16:30 WIB
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada Rabu (18/3) hingga pukul 10.09 WIB, nilai tukar rupiah melemah 140 poin atau 0,93 persen ke posisi Rp15.223 per dolar AS. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Nilai tukar rupiah melemah ke Rp14.161 per dolar AS pada perdagangan Selasa (23/6) sore. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.161 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (23/6) sore. Posisi tersebut melemah 0,08 persen dibandingkan perdagangan Selasa (22/6) sore di level Rp14.149 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.265 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi kemarin yakni Rp14.209 per dolar AS.

Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, dolar Singapura menguat 0,01 persen, dolar Taiwan menguat 0,07 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,55 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, rupee India juga menguat 0,50 persen diikuti yuan China menguat 0,03 persen dan ringgit Malaysia menguat menguat 0,04 persen.

Adapun, peso Filipina melemah 0,08 persen, yen Jepang melemah 0,10 persen dan baht Thailand melemah 0,02 persen.

Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju terpantau melemah dihadapan dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,09 persen, dolar Australia melemah 0,09 persen dan dolar Kanada melemah 0,07 persen. Adapun Franc Swiss terpantau menguat 0,33 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan perlemahan rupiah disebabkan pernyataan menteri keuangan Sri Mulyani yang kurang menggembirakan bagi pasar. Ibrahim memprediksi rupiah ditutup melemah tipis 12 poin di di level Rp14.161 pada perdagangan sore ini.

Sebelumnya IMF merilis outlook pertumbuhan ekonomi global yang kemungkinan akan terkontraksi di 5,2 persen dan Indonesia diprediksi akan mengalami hal yang sama.

Menkeu, kata Ibrahim, membuat proyeksi yang ekspektasinya kurang menguntungkan bagi perkembangan pasar dalam negeri yaitu PDB tahun 2020 sebesar -0,14 persen sampai 1 persen.

"Bahkan ekonomi Indonesia bisa saja akan mengalami resesi apabila 3 kali berturut-turut kuartal 2, 3, 4 terjadi kontraksi akibat konsumsi masyarakat yang menurun imbas dari pandemi virus corona," ucapnya, Selasa (22/6).

Dari sisi eksternal pasar masih digelayuti ketidakpastian akibat pernyataan Peter Navarro, Penasihat Perdagangan Gedung Putih, bahwa perjanjian damai dagang AS-China tidak akan selesai.

[Gambas:Video CNN]

"Sebab pada pertengahan Januari lalu, AS-China sudah meneken kesepakatan dagang fase I di Washington namun dengan pernyataan Navarro, sepertinya tidak akan ada fase-fase berikut. Bukan tidak mungkin perang dagang kedua negara bisa meletus lagi seperti tahun lalu," imbuh Ibrahim.

Di sisi lain Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan peningkatan rekor dalam kasus virus corona secara global pada hari Minggu, dengan lonjakan infeksi di negara bagian selatan dan barat AS serta Brasil yang cukup signifikan bahkan mencapai rekor tertinggi.

(hrf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER