Menghadapi era New Normal di tengah pandemi Covid-19, Gojek sebagai ride-hailing Tanah Air akan berfokus pada layanan inti sebagai strategi jangka panjang.
Dalam townhall meeting (pertemuan manajemen dan karyawan) secara virtual pada Selasa (23/6), Co-CEO Gojek Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo mengumumkan strategi perusahaan untuk memperkuat fokus pada bisnis inti (core business) yang memiliki dampak paling luas kepada masyarakat, yaitu bisnis transportasi, pesan-antar makanan dan uang elektronik.
"Gojek menetapkan strategi yang fokus pada bisnis inti. Menyusul hal itu, maka sumber daya yang kami miliki sebagian besar dikonsentrasikan untuk mendukung bisnis transportasi online, pesan-antar makanan dan kebutuhan pokok, serta dompet digital. Selain bisnis inti ini, layanan lainnya juga masih memiliki peluang untuk lebih berkembang seperti layanan kesehatan yang bekerja sama dengan Halodoc," kata Kevin Aluwi dan Andre Sulistyo, Co-CEO Gojek dalam rilis resmi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka menyebut keputusan ini diambil untuk memastikan pertumbuhan Gojek di tengah situasi tak pasti akibat pandemi.
"Gojek berupaya menjaga ekosistem secara keseluruhan agar tetap mampu memberikan dampak sosial secara luas kepada sekitar 2 juta mitra dan 500 ribu UMKM," jelasnya.
Kenaikan bisnis logistik dan belanja
Di tengah pembatasan sosial selama beberapa bulan terakhir, beberapa layanan Gojek mengalami kenaikan signifikan seperti misalnya layanan logistik yang mencatat pertumbuhan hingga 80 persen. Sementara itu transaksi layanan belanja kebutuhan sehari-hari naik dua kali lipat.
Namun di sisi lain, beberapa layanan yang melibatkan kedekatan secara fisik seperti GoLife yang terdiri dari GoMassage, GoClean dan GoFood Festivals mesti dihentikan.
Buntutnya, 430 karyawan (9 persen dari total karyawan) Gojek yang sebagian besar berasal dari divisi tersebut terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Mereka terpaksa meninggalkan Gojek sebagai bagian dari evaluasi terhadap struktur perusahaan secara keseluruhan. Keputusan ini juga ditetapkan setelah tidak lagi tersisa opsi transfer internal bagi karyawan untuk dapat bekerja di unit lain.
"Kami sangat berterima kasih kepada karyawan yang terpaksa meninggalkan Gojek, ini adalah keputusan sulit bagi kami. Kalian telah memberikan kontribusi berarti bagi kesuksesan Gojek selama bertahun-tahun," ujar Kevin.
Sementara itu, Gojek juga telah mengeksplorasi bisnis baru seperti penjualan barang kebutuhan sehari-hari dan makanan 'siap masak' di layanan GoFood, serta meningkatkan layanan pengiriman.
Sejak diluncurkan pada 2015, aplikasi Gojek tumbuh secara eksponensial dengan lebih dari 170 juta pengguna di Indonesia dan Asia Tenggara.