Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas mengungkap golongan penduduk yang rentan jatuh miskin atau menjadi orang miskin baru akibat pandemi virus corona atau covid-19. Kerentanan itu terjadi karena pandemi corona akan membuat banyak penduduk berkurang pendapatannya.
Tak hanya itu, pandemi itu bahkan juga mengakibatkan banyak orang kehilangan pekerjaan. Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial Bappenas Maliki mengatakan calon penduduk rentan miskin atau miskin baru utamanya akan berasal dari rumah tangga dengan kepala keluarga, baik laki-laki maupun perempuan yang kehilangan mata pencaharian akibat pandemi corona.
Selain itu, mereka juga berasal dari rumah tangga dengan kepala keluarga yang sudah pensiun atau lanjut usia (lansia), penyandang disabilitas, dan berpenyakit kronis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kelompok-kelompok rentan ini yang perlu mendapat perhatian lebih," ungkap Maliki dalam diskusi virtual Bappenas, Rabu (24/6).
Ia juga menyatakan penduduk miskin baru nantinya juga bisa berasal dari rumah tangga berpendapatan rendah yang memiliki anak usia di bawah 15 tahun dan rumah tangga dengan kelompok perempuan berpendapatan rendah yang sedang hamil dan perlu dicukupi nutrisinya. Selanjutnya, juga berasal dari mereka yang bekerja di sektor informal dan terdampak covid-19 atau pekerja migran.
"Saat ini di Indonesia hampir sekitar 50 persen penduduk bekerja di sektor informal, bahkan 65 persen penduduk miskin bekerja di sektor informal," katanya.
Selain mengakibatkan orang miskin baru, ia juga menyatakan penyebaran virus corona juga berpotensi mengakibatkan 55 persen penduduk kelas atas Indonesia turun kelas ke menengah. Begitu pula dengan masyarakat kelas menengah.
Simulasi Bappenas, sekitar 55 persen dari penduduk golongan menengah atas bisa turun sampai ke kelas menengah bawah.
"Bahkan yang sering disebut kelas menengah bisa menjadi masyarakat rentan (miskin). Kami lihat posibility-nya sekitar 55 persen," ujarnya.
Selanjutnya, masyarakat kelas menengah bawah bisa menuju rentan miskin dan masyarakat rentan miskin berpotensi jatuh ke kelas miskin. Potensinya juga sekitar 55 persen.
"Pengaruh corona juga akan membuat masyarakat miskin rentan menuju miskin kronis," katanya.
Lihat juga:Arti Resesi Ekonomi Bagi Indonesia |
Potensinya, sambung Maliki, juga mencapai 55 persen dari total masyarakat miskin saat ini. Sementara saat ini, Indonesia berada di peringkat ketiga di dunia sebagai negara dengan penambahan jumlah kemiskinan kronis terbesar di dunia.
Untuk itu, katanya, pemerintah mengambil kebijakan perlindungan sosial di tengah pandemi corona. Kebijakan ini diteruskan dengan memberikan berbagai program bantuan sosial (bansos).
Sebelumnya, pemerintah sudah memiliki program bansos berupa Porgam Keluarga Harapan (PKH) yang menjangkau 10 juta Keluarga Penerima Harapan (PKH) dan Kartu Sembako dengan jangkauan 15,2 juta KPM. Namun kini, program bansos ditambah.
Saat ini ada pula program Kartu Prakerja yang menjangkau 5,6 juta peserta, Bansos Sembako Jabodetabek ke 1,9 juta KPM dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa ke sekitar 12,3 juta KPM. Lalu, juga ada bantuan gratis dan diskon tarif listrik serta Bansos Tunai ke 9 juta KPM.
Untuk tahun ini, Bappenas memperkirakan jumlah penduduk miskin akan mencapai 26,2 juta sampai 27,5 juta orang atau setara 9,7 persen sampai 10,2 persen dari total populasi Indonesia. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan mencapai 17,8 persen sampai 8,5 persen.
Dengan pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada di kisaran minus 0,4 persen sampai 1 persen pada tahun ini. Sedangkan tahun depan diperkirakan berada di kisaran 9,2 persen sampai 9,7 persen dari populasi penduduk.