Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) mencairkan dana pembebasan lahan untuk proyek strategis nasional (PSN) sebesar Rp4,38 triliun untuk periode 16 Maret 2020 sampai 24 Juni 2020. Mayoritas dana digunakan untuk memberikan dana talangan kepada badan usaha jalan tol (BUJT).
Direktur Utama LMAN Basuki Purwadi mengungkapkan pihaknya mencairkan dana sebesar Rp4,03 triliun untuk memberikan dana talangan kepada BUJT dan biaya dana (cost of fund) perusahaan yang menyelenggarakan PSN. Kemudian, LMAN membayarkan secara langsung kepada masyarakat untuk pembebasan lahan PSN sebesar Rp357 miliar.
Ia menyatakan pembayaran tetap dilakukan meski ada wabah virus corona. Menurut Basuki, LMAN hanya mengubah operasional yang biasanya di kantor menjadi di rumah dengan penerapan work from home (wfh).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pandemi ganggu atau tidak, saya bisa katakan bahwa LMAN tetap produktif. Proses pembayaran 16 Maret sampai 24 Juni 2020 itu Rp4,3 triliun," ujar Basuki dalam video conference, Jumat (26/6).
Sementara, total pencairan dana untuk pengadaan lahan PSN dari tahun-tahun sebelumnya hingga 24 Juni 2020 sebesar Rp53,38 triliun. Dana itu digunakan untuk 77 proyek yang masuk daftar PSN.
"Total keseluruhan Rp53,38 triliun untuk 81.699 bidang seluas 123.776.150 meter persegi," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengadaan dan Pendanaan Lahan LMAN Qoswara memaparkan pendanaan pengadaan lahan itu dilakukan untuk berbagai proyek infrastruktur. Salah satu contohnya, yakni 40 proyek jalan tol senilai Rp47,77 triliun.
Kemudian, LMAN mengucurkan dana untuk pengadaan lahan 25 proyek bendungan dengan nilai Rp3,59 triliun, tujuh proyek jalur kereta api senilai Rp1,32 triliun, satu proyek pelabuhan dengan nilai Rp539 miliar, dan empat proyek irigasi Rp151 miliar.
"Pendanaan jalan tol memiliki porsi terbesar yaitu 89,48 persen," katanya.
Qoswara menyatakan pendanaan untuk pengadaan lahan jalan tol ini diberikan kepada beberapa BUJT. Sebagai contoh, dana dikucurkan kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 22,24 triliun, PT Waskita Karya (Persero) Tbk Rp11,88 triliun, PT Hutama Karya (Persero) Rp6,35 triliun, dan lain-lain sebesar Rp6,02 triliun.