Pembahasan utang PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) untuk merestrukturisasi utang akuisisi PT Freeport Indonesia di komisi VII DPR sempat memanas dan diwarnai debat kusir. Dirut Inalum Orias Petrus Moedak bahkan sampai diminta meninggalkan ruangan rapat.
Hal ini bermula dari pertanyaan anggota Komisi VII Fraksi Demokrat Muhammad Nasir terkait tidak adanya bahan paparan lengkap terkait utang Inalum. Seperti diketahui Inalum baru saja mendapatkan global bond sebesar US$2,5 miliar pada Mei 2020.
Dari total tersebut, US$1 miliar di antaranya digunakan untuk merestrukturisasi sebagian utang dalam bentuk global bond sebesar US$4 miliar yang digunakan Inalum untuk mencaplok 51,24 persen saham Freeport Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari penjelasan Orias, Nasir mengaku khawatir dengan cara gali-lubang tutup lubang yang dilakukan Inalum di tengah pandemi Covid-19. Ia juga mencemaskan anak usaha Inalum akan jadi sapi perah untuk menutupi utang Inalum dalam rangka akuisisi PT Freeport.
"Makannya saya minta data detailnya mana," tanya Muhammad Nasir dalam komisi VII DPR Selasa (30/7).
"Sudah saya sampaikan pak," jawab Orias.
Begitu pertanyaan ditanggapi Orias, nada bicara Nasir tiba-tiba meninggi bahkan berteriak.
"Kalau Bapak sekali lagi gini, saya suruh Bapak keluar dari rapat," kata Nasir.
"Kalau bapak suruh saya keluar, izin pimpinan, saya keluar, Pak" timpal Orias.
"Anda itu rapat yang lengkap bahannya. Enak betul di sini. Siapa yang naruh Anda kayak gini percuma Anda bisa di sini? Kurang ajar anda ini," ujar Nasir berteriak
"Saya enggak main-main Pak," jawab Orias. "Saya diundang saya datang," tandasnya.
Debat baru selesai setelah pimpinan rapat sekaligus Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Alex Noerdin meminta Orias diam sejenak dan tak menimpali pernyataan Nasir.
"Makanya saya tadi minta diam dulu, begitu diam, kan selesai," ucap Alex.
Sejumlah anggota komisi lainnya juga menyayangkan kondisi tersebut karena dianggap melanggar etika rapat. "Saya baru kali ini mendapat saur manuk, membikin suasana tidak baik, kalau disampaikan ditampung saja dulu kalau tidak kita tidak selesai," ujar Sartono, rekan Nasir dari Fraksi Demokrat.