Sebagian besar produsen mobil melaporkan penurunan penjualan lebih dari 30 persen pada kuartal II 2020 di Amerika Serikat (AS). Anjloknya angka penjualan menjadi yang terparah sejak Great Depression pada 1929 dan krisis kebangkrutan otomotif pada 2009.
Dikutip dari CNN Business, beberapa produsen mobil papan atas telah melaporkan penjualan kuartal II 2020. Penjualan otomotif memang terpukul pandemi virus corona yang mengharuskan dealer menutup toko hingga berbulan-bulan.
Selain toko yang tutup, sebagian besar tenaga kerja pun terkena PHK. General Motors, produsen mobil AS terbesar mengalami penurunan penjualan 34 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pekan lalu GM mengumumkan akan memangkas 700 pekerjaan di pabrik Tennessee akhir musim panas ini karena penurunan permintaan untuk SUV yang dibangun di sana. GM memaparkan penjualan turun paling tajam pada April.
Namun, perusahaan telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan di Mei dan Juni.
"GM memasuki kuartal dengan inventaris yang sangat ramping dan dealer kami melakukan pekerjaan yang bagus untuk memenuhi permintaan pelanggan, terutama untuk pickup," kata Wakil Presiden Penjualan GM Kurt McNeil, Rabu (1/7).
Sementara itu, Fiat Chrysler melaporkan penurunan pendapatan sebesar 39 persen. Menurut Fiat, penurunan disebabkan penjualan armada mobil sewaan.
Pasalnya, biasanya perusahaan rental mobil menyumbang 10 persen dari total penjualan mobil di AS. Namun, kini tak ada yang mau rental mobil dan cukup memukul bisnis sewa mobil.
Bahkan membuat perusahaan rental mobil Hertz mengajukan kebangkrutan. Toyota juga melaporkan penurunan 35 persen dalam penjualan kuartal kedua di AS.
Kepala Ekonom untuk Cox Automotive Jonathan Smoke mengungkap walaupun ada tanda perbaikan penjualan pada kuartal berikutnya. Namun, tidak mungkin langsung mengalami penjualan yang pesat sepanjang musim panas.
Cox memperkirakan penurunan 35 persen dalam total penjualan AS untuk kuartal kedua setelah semua laporan pembuat mobil dan data masuk.
Lihat juga:Tongpes, Waskita Karya Jual 4 Jalan Tol |
Survei Cox menunjukkan sepertiga dari mereka yang berniat membeli mobil mengatakan akan menunda pembelian, didorong oleh faktor-faktor seperti ketidakpastian umum di pasar dan berlanjutnya kekhawatiran pengangguran.
"Industri ini menghadapi potensi yang kejam untuk penjualan otomotif," kata Smoke dalam presentasi baru-baru ini.
Perusahaan riset otomatis lainnya, LMC memproyeksikan penurunan penjualan sebesar 33 persen pada kuartal II 2020 dan penurunan 22 persen dalam satu tahun.
"Masih ada banyak risiko di depan, dengan kemungkinan wabah yang berkelanjutan," kata Jeff Schuster, Presiden Riset Kendaraan Global LMC.
Untuk mengatasi penurunan, para pembuat mobil semua telah mengambil uang tunai dari jalur kredit yang telah diatur sebelumnya untuk mendapatkan uang tunai yang mereka butuhkan.
Namun, langkah tersebut dinilai memberikan masalah baru. Lembaga pemeringkat kredit Moody's menurunkan peringkat lebih dari US$130 miliar utang produsen mobil.
Moody's memperingatkan bahwa penurunan peringkat lebih lanjut dimungkinkan karena tantangan industri tidak hanya di Amerika Serikat tetapi di seluruh dunia.
"Otomotif adalah satu di antara banyak industri yang paling parah terkena virus corona dan pandemi ini menambah tantangan besar bagi pembuat mobil," papar Moodys.