Dirut Garuda Ungkap Tantangan Pemulihan Bisnis Penerbangan

CNN Indonesia
Rabu, 01 Jul 2020 13:01 WIB
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat berbinyang dengan media. Jakarta, 24 Januari 2020.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pemulihan bisnis penerbangan akibat pandemi virus corona diprediksi baru terjadi pada 2022.(CNN Indonesia/Fajrian).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan pemulihan bisnis penerbangan akibat pandemi virus corona diprediksi baru terjadi pada 2022.

Irfan mengungkap prediksi para analis tersebut menjadi tantangan paling besar bagi maskapai pelat merah tersebut.

"Para analis industri penerbangan tampaknya sepakat bahwa pemulihannya hanya akan kembali pada akhir 2022. Jadi, kami mesti berhadapan dua setengah tahun lagi untuk situasinya membalik seperti sebelum covid-19. Ini tantangan yang paling besar," ujarnya dikutip dari Antara, Rabu (1/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irfan mengatakan terkait pemulihan tersebut pihaknya perlu melakukan penyesuaian dan percepatan.

"Bagaimana proses pemulihan kami percepat, karena saya pikir tidak ada satu pun maskapai udara di dunia ini yang mampu melihat dan bertahan dengan kondisi ini dan harus menunggu sampai dua tahun ke depan," katanya.

Menurut dia, begitu banyak maskapai yang menyatakan kebangkrutan, karena itu merupakan pilihan yang sangat masuk akal pada hari ini.

"Boleh dikatakan dua sampai tiga pekan terakhir ini mulai ada pergerakan cukup positif, tapi masih jauh ke arah kondisi sebelum pandemi covid," kata Irfan.

Sebelumnya, Irfan mengatakan maskapai yang tengah dipimpinnya itu harus tetap terbang meski dalam keadaan 'perang' yang berarti perusahaan harus tetap bertahan dan melayani angkutan udara bagaimanapun kondisinya.

Ia menyebutkan pendapatan yang diraih hanya 10 persen artinya selama pandemi ini sudah anjlok 90 persen. Sedangkan 70 persen pesawat dikandangkan atau tidak terbang.

Namun, pihaknya tidak menjadikan kondisi sulit tersebut sebagai alasan wajar jika perusahaan merugi.

[Gambas:Video CNN]



(age/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER