Dewi Hajar Pinuji (30), Mantri BRI Unit Jatinom, Kantor Cabang Klaten tetap semangat mendatangi rumah-rumah nasabah yang berada di pelosok meski jalan terjal nan curam serta naik turun gunung menjadi halangan baginya. Tujuannya agar nasabah bisa lebih mengenal produk dan layanan keuangan, terutama restrukturisasi pinjaman.
Dewi tetap menjalankan aktivitasnya dengan melakukan berbagai cara agar bisa berkomunikasi dengan nasabah maupun calon nasabah di tengah pandemi COVID-19. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi melalui media sosial seperti membagikan status berisi cara pengambilan uang di ATM, produk tabel KUR, atau tabel asuransi.
"Awalnya, sempat bingung pada awal-awal mewabahnya virus Corona, bagaimana nanti bisa menyalurkan kredit dan bertemu calon nasabah, kemudian yang saya lakukan adalah menghubungi nasabah melalui telepon, misalnya WA dulu atau telepon dulu," ujar Dewi dalam keterangan tertulis.
Wanita yang menjadi Mantri BRI sejak Januari lalu ini juga sempat menemui beberapa masalah ketika menemui nasabah. Misalnya beberapa desa yang melakukan karantina mandiri dan tidak diperkenankan untuk masuk. Otomatis, dia harus mengikuti prosedur dengan meminta izinke perangkat daerah sambil menjelaskan tujuannya.
"Misalnya menawarkan restrukturisasi, istilahnya kita bantu buat agar catatan reputasi nasabah itu tetap bagus. Kalau kita tidak bisa masuk kan otomatis kita tidak bisa menyampaikan itu. Jadi kita istilahnya bertemu perangkatnya, RT/RW seperti itu agar bisa masuk. Yang tadinya tinggal masuk saja, kita jadi harus ke sana ke sini dulu," kisahnya.
Dewi menambahkan, setiap bertugas turun ke lapangan dirinya tetap menjalankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, membawa hand sanitizer, dan jaga jarak (physical distancing).
"Kita juga aktif melakukan sosialisasi dengan masyarakat. Jadi misalnya kita ke nasabah A, nasabah A itu punya relasi B C D E. Nanti yang B C D E kita beri sosialisasi pinjaman. Kenal si A atau B gak? Kerjaannya apa," ujar wanita yang berpengalaman sebagai customer service selama tiga tahun dan teller selama 2 tahun.
Dewi mengaku bahwa penyaluran KUR sangat membantu masyarakat. Bunga yang rendah berkat subsidi pemerintah mampu meringankan masyarakat atas angsurannya, selain itu tidak ada biaya administrasi atau biaya lainnya.
"Kalau kesulitannya karena lokasinya lumayan luas, jadi kita masuk desa-desa. Jadi hambatannya hanya wilayah, terus kalau untuk penyaluran sendiri kebanyakan para calon nasabah lebih berminat ke KUR," sambungnya.
Menurutnya, aktivitas sebagai Mantri BRI juga didukung dengan digitalisasi melalui aplikasi BRISPOT. Aplikasi ini biasa digunakan untuk melihat BI checking nasabah, melihat pinjaman nasabah ada di mana, dan jumlahnya berapa sehingga lebih selektif.
Dewi juga membantu restrukturisasi kredit pada debitur dari berbagai sektor usaha yang terdampak COVID-19. Total dia sudah merestrukturisasi sekitar 200 lebih debitur.
"Banyak karena yang terdampak, karena kita deket pasar yang otomatis omzet mereka turun. Namun dengan adanya program restrukturisasi ini sangat membantu menjaga para pedagang untuk tetap bertahan di tengah pandemi," pungkasnya.