Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.490 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin (6/7) sore. Posisi tersebut menguat 0,22 persen dibandingkan perdagangan Jumat (3/7) sore yang di level Rp14.525 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.547 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi akhir pekan lalu yakni Rp14.566 per dolar AS.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Dolar Singapura tercatat menguat 0,10 persen, dolar Taiwan menguat 0,22 persen, won Korea Selatan menguat 0,25 persen, peso Filipina menguat 0,39 persen, yuan China menguat 0,45 persen, ringgit Malaysia menguat 0,07 persen, dan baht Thailand menguat 0,09 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya mata uang Yen Jepang dan rupee India yang terpantau melemah masing-masing 0,07 persen dan 0,06 persen. Lebih lanjut, mayoritas mata uang di negara maju masih bergerak variatif terhadap dolar AS.
Poundsterling Inggris melemah 0,05 persen dan dolar Australia melemah 0,39 persen. Sebaliknya, dolar Kanada menguat 0,06 persen dan franc Swiss menguat 0,33 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pergerakan rupiah sore ini didorong dengan penguatan aset-aset berisiko yang terlihat sejak pagi hingga sore ini. Menurutnya pasar kembali merespons positif sinyal atau potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
"Data-data ekonomi global yang dirilis pekan lalu memberikan bukti pemulihan ekonomi tersebut seperti data tenaga kerja AS, data indeks aktivitas manufaktur AS, Tiongkok dan Eropa," ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com, Senin (6/7).
Meski demikian, pergerakan rupiah tetap akan dipengaruhi oleh peningkatan laju penularan covid-19 global yang berisiko menurunkan kembali aktivitas ekonomi. Selain itu tekanan juga masih berpotensi datang dari peningkatan ketegangan antara AS-China.
"Untuk besok rupiah akan bergerak di kisaran yang kurang lebih sama dengan hari ini Rp14.400-14.570 per dolar AS," pungkasnya.
(hrf/agt)