Realisasi Jaringan Gas Rumah Tangga Tak Sampai 1 Persen

CNN Indonesia
Senin, 06 Jul 2020 22:06 WIB
Warga memeriksa meteran gas dari Perusahaan Gas Negara (PGN) di Rusun Kebon Kacang, Jakarta, Rabu (3/7/2019). Kementerian ESDM menargetkan jumlah Jaringan Gas (Jargas) rumah tangga akan mencapai 293.533 sambungan pada 2020. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/ama.
Dirut PGN Suko Hartono menyebut jargas rumah tangga baru dinikmati 537.936 sambungan atau 0,9 persen dari total jumlah rumah hunian. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk Suko Hartono menyebut jaringan gas bumi (jargas) rumah tangan baru dinikmati 537.936 sambungan rumah tangga (RT) atau 0,9 persen dari total jumlah rumah hunian. Padahal, proyek ini telah dimulai sejak 2009.

"Pelaksanaan penugasan jargas melalui PGN sebagai subholding gas periode 2009 sampai 2019 telah mencapai 537.936 sambungan RT. Penduduk Indonesia 260 juta, asumsi satu rumah dihuni 4 orang, berarti sekitar 60 juta, dengan realisasi 537 ribu sambungan masih kira-kira 0,9 persen yg menikmati sambungan RT," jelasnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (6/7).


Lebih lanjut, ia menyebut untuk realisasi tahun ini, sambungan jargas mencapai 127.864 saluran RT dari target rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020 yaitu 360 ribu saluran RT. Realisasi tahun ini, katanya, menelan biaya sebesar Rp1,4 triliun.


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut lambannya realisasi yang baru sepertiga dari target disebabkan oleh perubahan prioritas akibat pandemi virus corona. Menurutnya, ada 50 ribu saluran RT yang terhambat akibat penurunan permintaan gas rumah tangga.

Sementara untuk 2021, rencananya sebanyak 734 ribu sambungan RT akan dibangun dengan total biaya sebesar Rp8,1 triliun dari APBN dan dana PGN.

Kemudian pada 2022, Suko menyebut perseroan akan mulai menggunakan skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Target naik menjadi 840 ribu sambungan RT yang diperkirakan menelan capital expenditure (capex) sebesar Rp9,2 triliun.


"Kemudian 2022 mulai dengan skema KPBU, naik 840 ribu sambungan RT yang kurang lebih menelan capex Rp9,2 triliun baik mandiri dan KPBU," lanjutnya.

Sedangkan pada 2023, target agak menurun menjadi 800 ribu sambungan RT dengan anggaran modal senilai Rp8,8 triliun. Target sama berlaku untuk 2024. Totalnya, akan ada sekitar 4 juta jargas yang telah tersambung pada akhir pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau 2024.


"Manfaatnya adalah sampai 2024 nanti penurunan impor LPG kurang lebih US$17,2 juta per tahun. Penghematan belanja masyarakat dari selisih antara beli LPG dengan jaringan RT sekitar 0,3 triliun per tahun, penghematan subsidi LPG mencapai Rp3,3 triliun per tahun," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]



(wel/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER