Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan telah mengalokasikan anggaran Rp2,65 triliun untuk menangani penyebaran dan dampak virus corona. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan anggaran tersebut dipecah dalam tiga peruntukan.
Pertama, untuk dukungan pencegahan covid-19 sebesar Rp40,42 miliar. Kedua, program pengamanan ketersediaan pangan sebesar Rp1,46 triliun.
Sementara itu ketiga adalah untuk jaring pengaman sosial (social safety net) sebesar Rp1,15 triliun. Ia mengatakan anggaran tersebut baru terpakai 42 persen per Juni kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rincinya, untuk dukungan pencegahan covid-19 sebesar 42,21 persen, pengamanan ketersediaan pangan sebesar 40,48 persen, dan untuk social safety net terserap sebesar 45,58 persen.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan selain anggaran itu, pada 2021 mendatang pihaknya juga akan mendapatkan jatah uang Rp18,43 triliun.
Selain itu, pihaknya juga menerima pagu indikatif dana alokasi khusus (DAK) bidang pertanian senilai Rp1,4 triliun. Anggaran yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas tersebut dinilainya masih jauh dari cukup untuk mengejar produksi pangan rencana kerja pemerintah (RKP).
Oleh karena itu, ia menyebut pihaknya menyiapkan lima program kerja yang diyakini mampu memaksimalkan anggaran yang ada. Salah satunya, program peningkatan produksi dan diversifikasi pangan lokal.
"Pagu indikatif Rp18,4 triliun 2021 tampaknya masih jauh dari memadai. Untuk menjaga program yg sudah kami rancang, maka kami mengusulkan program berubah," katanya dalam Rapat Kerja antara Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR, Selasa (7/7).
Perubahan kata Syahrul, perlu dilakukan dalam rangka pemulihan ekonomi di pedesaan setelah pandemi corona. Ia mengatakan pemulihan ekonominya nantinya akan banyak bertumpu ke sektor pertanian.