Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.410 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (8/7) sore. Mata uang Garuda menguat 0,21 persen kalau dibandingkan perdagangan kemarin sore di level Rp14.440 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.460 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi kemarin, yakni Rp14.456 per dolar AS.
Penguatan rupiah terhadap dolar AS sore ini berbanding terbalik dengan pelemahan mayoritas mata uang di kawasan Asia. Yen Jepang melemah 0,04 persen, dolar Singapura 0,05 persen, rupee India 0,11 persen, yuan China 0,04 persen, dan baht Thailand 0,03 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, mata uang di negara maju masih bergerak variatif. Poundsterling Inggris terkoreksi 0,1 persen dan dolar Australia 0,12 persen. Sebaliknya, dolar Kanada menguat 0,01 persen dan franc Swiss melemah 0,08 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengungkapkan penguatan rupiah masih didorong oleh bauran kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dengan pemerintah.
Di sini, BI bisa membantu pemerintah dalam menyediakan dana untuk pemulihan ekonomi nasional lewat pembelian obligasi di pasar primer.
"Rupiah menguat tipis, ada kemungkinan masih dibantu oleh sentimen positif terhadap stimulus BI untuk membantu pemerintah memulihkan ekonomi di tengah pandemi virus corona," ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Hanya saja, mayoritas masyarakat juga masih khawatir dengan peningkatan penularan virus corona di Indonesia. Oleh karena itu, penguatan rupiah masih terlihat tipis.
"Kekhawatiran terhadap peningkatan penularan virus corona belum hilang, sehingga terjadi tarik menarik antara sentimen positif dan negatif," jelas Ariston.