Bank Negara Indonesia atau BNI berhasil menghimpun pendanaan untuk bisnis internasional mencapai Rp62 triliun sampai dengan akhir semester I tahun 2020. Hal itu menjadikan BNI sebagai source of international funding bagi pengembangan bisnis perusahaan Indonesia di luar negeri, yang pada akhirnya mendongkrak pertumbuhan ekspor Indonesia.
Direktur Tresuri dan Internasional BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan, dalam 5 tahun terakhir BNI mencatatkan pertumbuhan internasional funding sebesar 27,7 persen per tahun (Compounded Annual Growth Rate/CAGR).
"Pendanaan internasional BNI tersebut selain bersumber dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) para nasabah Kantor BNI Cabang Luar Negeri (KCLN) di enam negara, juga berasal dari kemampuan BNI dalam mengoptimalkan kerja sama dengan lebih dari 1.300 bank koresponden di seluruh dunia," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putrama menambahkan, bank-bank koresponden tersebut membantu BNI dalam menghimpun pendanaan non-konvensional. Bentuk kerja sama antara lain dalam bentuk pendanaan Club Deal senilai US$500 juta antara BNI KCLN London dengan beberapa bank di Eropa dan Asia. KCLN juga memperoleh fasilitas pendanaan Bankers' Acceptance, yaitu pendanaan dengan berbasis transaksi Trade Finance dari bank-bank koresponden di negara di mana KCLN berada."
Kontribusi KCLN
Selain itu, melalui unit International Desk dan KCLN Tokyo BNI bekerja sama dengan 54 Japan Regional Bank (JRB). JRB melakukan penempatan dana di KCLN Tokyo, untuk selanjutnya digunakan untuk mendanai perusahaan Jepang yang berinvestasi di Indonesia.
KCLN Singapore, Hong Kong dan New York juga disebut menjadi anggota (direct participant) dari sistem kliring mata uang SGD, HKD, CNY dan USD. Hal ini membuat BNI mampu menjadi depository correspondent dan memberikan fasilitas pembayaran lintas negara (cross border payment) bagi bank-bank devisa di Indonesia, serta dapat menampung dana valuta asing bagi perbankan Indonesia tersebut.
Khusus KCLN New York, Putrama menjelaskan, juga mencatatkan diri sebagai bank pertama dari Indonesia yang menerbitkan Sertifikat Deposito (Certificate of Deposit/CD) Global lewat program Global CD senilai US$1 miliar pada 2020. Program Global CD ini ditujukan kepada investor non-bank sehingga dana yang diperoleh masuk dalam kategori DPK.
Selain untuk diversifikasi sumber pendanaan bagi BNI, program Global CD juga dapat meningkatkan basis konsumen (customer based) KCLN.
"Ke depannya, strategi pendanaan di KCLN akan mengutamakan pertumbuhan DPK dengan tetap memperhatikan ketentuan perbankan yang berlaku di Indonesia, antara lain terkait Utang Luar Negeri (ULN) Jangka Pendek. Adapun strategi pendanaan non-konvensional akan dilakukan dengan melihat perkembangan kredit dan DPK, serta dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasar," kata Putrama.
(rea)