PT Freeport Indonesia (PTFI) menyiapkan investasi jangka panjang sebesar US$15,1 miliar atau Rp220,46 triliun (kurs Rp14.600 per dolar AS). Alokasi investasi terhitung 22 tahun, yaitu dari 2019 hingga 2041 mendatang.
Dalam laporan yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (4/8), nilai investasi itu belum termasuk pembangunan smelter.
Detailnya, nilai investasi yang disiapkan pada tahun lalu sekitar US$1 miliar, pada 2020 sekitar US$1,3 miliar, dan pada 2021 turun menjadi sekitar US$1 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, investasi Freeport kembali naik pada 2024 mendatang menjadi US$1,6 miliar. Namun, nilai investasi yang disiapkan tahun-tahun selanjutnya akan lebih rendah.
Pada 2035, misalnya, Freeport hanya menyiapkan investasi sebesar US$100-200 juta. Lalu, pada 2041 sebesar US$600 juta-US$700 juta.
Sementara, sejak 1973 hingga 2018, Freeport tercatat hanya mengalokasikan investasi sebesar US$15,8 miliar atau Rp230 triliun. Nilai investasi tertinggi terjadi pada 2013 lalu sebesar US$1,1 miliar-US$1,2 miliar.
Freeport mengklaim pemerintah mendapatkan keuntungan dari perusahaan. Pada 1992-2019 misalnya, manfaat langsung yang diterima pemerintah senilai US$20,5 miliar dan tidak langsung sebesar US$45,8 miliar.
Manfaat langsung ini berasal dari pembayaran pajak, royalti, dividen, pembayaran lain.
Sementara, manfaat tidak langsung berasal dari pembayaran gaji karyawan, pembelian dalam negeri, pengembangan masyarakat, pembangunan daerah, dan investasi dalam negeri.
Total manfaat langsung yang diterima pemerintah lebih tinggi dari Freeport McMoran Inc selaku pemegang saham Freeport sekitar 40 persen. Total yang didapat Freeport McMoran selama 1992-2018 sebesar US$13,5 miliar.