Merujuk Hasil Survey, Khofifah Klaim PHK Corona Jatim Rendah

CNN Indonesia
Jumat, 07 Agu 2020 09:53 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengklaim angka PHK pekerja di Jatim akibat virus corona rendah karena sinergi dunia usaha dan pekerja.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersyukur angka PHK karena corona di wilayahnya tidak setinggi daerah lain. (CNNIndonesia/Farid).
Surabaya, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku bersyukur lantaran tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat virus corona di Jatim lebih rendah dari provinsi lainnya.

Rasa syukur ia ungkapkan setelah hasil survei nasional Saiful Mujani Research Center (SMRC) menyebutkan tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) di Provinsi Jawa Timur hanya sebesar 4 persen.

Angka itu jauh dibawah DKI Jakarta - Banten yang mencapai 31 Persen, Jawa Tengah - DIY 18 persen, dan Jawa Barat 12 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah. Terima kasih kepada para pengusaha yang menjadikan kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai langkah terakhir. Ini berkat jalinan komunikasi yang baik antara pengusaha dan pekerja," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Jumat (7/8).

Menurutnya gelombang PHK yang terjadi selama pandemi Covid-19 tidak terlalu besar menerpa Jawa Timur lantaran kohesifitas dunia usaha yang sejalan dengan pemenuhan hak buruh.

Baik pengusaha maupun pekerja, kata Khofifah, mau duduk bersama dan berdialog mencari solusi baik dan menguntungkan kedua belah pihak. Ini penting agar kondisi keuangan perusahaan dapat dimengerti para pekerja, dan pengusaha dapat mendengar langsung aspirasi yang diinginkan pekerja.

Melihat hasil survey tersebut, Khofifah yakin ekonomi Jatim bisa jauh lebih cepat bangkit saat penerapan adaptasi kebiasaan baru.

[Gambas:Video CNN]

Saat ini Pemprov Jatim tengah melakukan identifikasi secara cermat sektor-sektor mana saja yang terkena dampak paling parah, sektor yang bertahan, dan sektor yang justru bisa mengambil peluang yang ada.

"Kami tengah menyiapkan strategi pemulihan. Bukan hanya usaha kecil, menengah, dan besar saja yang menjadi perhatian, tapi juga mikro bahkan ultra mikro," ujarnya.

SMRC menyelenggarakan survei nasional dengan menggunakan wawancara telepon pada 2.211 responden yang terpilih melalui metode random sampling pada 22-24 Juli 2020. Margin of error survei diperkirakan 2,1 persen.

Berdasarkan survei nasional tersebut, diketahui sekitar 15,2 persen warga mengalami PHK pada masa Covid-19. 

PHK tersebut merata menimpa pekerja di seluruh lapisan usia, pendidikan, dan pendapatan.

(frd/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER