Jangkau Lebih Banyak Guru, Room to Read Perkuat Kolaborasi

*** | CNN Indonesia
Jumat, 07 Agu 2020 00:00 WIB
Lembaga nirlaba bidang literasi anak Room to Read berkomitmen untuk terus meningkatkan pengetahuan dan praktik
Foto: dok ProVisi Education
Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga nirlaba bidang literasi anak dan perpustakaan Room to Read berkomitmen untuk terus meningkatkan pengetahuan dan praktik baik kegiatan membaca efektif melalui serangkaian kegiatan lokakarya dan pengenalan pelantar digital LiteracyCloud.org. Untuk memperkuat upaya ini, Room to Read berkolaborasi dengan organisasi lain yang memiliki kesamaan visi dalam mendukung literasi anak-anak Indonesia.

Menggandeng Wahana Visi Indonesia (WVI), Room to Read bersama ProVisi Education menyelenggarakan 'Training of Trainers (ToT) Menumbuhkan Kebiasaan Membaca di Rumah Menggunakan Literacy Cloud' yang diadakan secara daring di Jakarta.

WVI merupakan organisasi kedua yang menjadi mitra Room to Read dalam upaya menumbuhkan kebiasaan membaca anak Indonesia. Sebelumnya, Room to Read telah berkolaborasi dengan Putera Sampoerna Foundation - School Development Outreach (PSF-SDO).

Kedua kolaborasi tersebut bertujuan untuk menjangkau lebih banyak guru dan lebih banyak anak serta membuat mereka memiliki akses pada buku cerita yang berkualitas melalui keberadaan LiteracyCloud.org.

Education Team Leader dari World Vision Indonesia, Megawati Indrawati mengatakan kegiatan ini mendukung fokus pendidikan di masa pandemi COVID-19 sejalan dengan yang disampaikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), salah satunya adalah pengembangan literasi.

"Ini merupakan suatu bentuk capacity building. (Peserta diharapkan) dapat menyebarluaskan hasil pelatihan ini pada guru dan orang tua," ujarnya.

Sebagai informasi, kegiatan ToT tersebut mengundang 37 peserta yang terdiri dari para fasilitator WVI, guru, serta dinas pendidikan setempat dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Mulai dari Jakarta, Kalimantan Barat (Pontianak, Landak, Sambas, dan Kubu Raya), Nusa Tenggara Timur (Kupang, Nagekeo dan Manggarai Timur) dan Papua (Jayapura).

Dua pemateri yaitu Sabrina Esther Sarmili (Koordinator Program Perpustakaan dan Ekspansi Program, ProVisi Education) dan Enda Hidayat (Koordinator Program Penerbitan dan Teknologi Informasi, ProVisi Education) berbagi wawasan bagaimana membuat anak bisa menikmati cerita dan menikmati kegiatan membaca sehingga pada akhirnya dapat membangun kebiasaan membaca. Sabrina dan Enda juga berbagi trik bagaimana membuat guru dan orang tua lebih terampil membacakan cerita.

Sesi pelatihan berlangsung dengan interaktif saat para peserta diminta bukan hanya menonton video bagaimana melakukan kegiatan membaca yang menyenangkan, tetapi juga menjawab pertanyaan kuis dan langsung melakukan praktik membaca lantang secara daring.

Selain itu, para peserta juga diperkenalkan dengan LiteracyCloud.org, sebuah pelantar pembelajaran daring yang dibangun oleh Room to Read dengan dukungan dari Google.org.

Di dalam LiteracyCloud.org, guru dan orang tua dapat menemukan 200 buku cerita digital berkualitas tinggi yang dapat mendukung kegiatan membaca di rumah selama pandemi. Selain itu, LiteracyCloud.org juga menyediakan beragam video pengembangan profesional, di antaranya video pembelajaran untuk membangun kebiasaan membaca dan video tentang buku cerita anak yang menarik.

Room to Read juga telah merilis fitur baru perpustakaan video membaca lantang yang akan membantu guru dan orang tua mengembangkan keterampilan dan kebiasaan membaca anak. Dalam ToT, para peserta dipandu agar memahami dan dapat memanfaatkan fitur-fitur dalam LiteracyCloud.org tersebut dengan lebih maksimal.

Untuk mendukung agar mitra berhasil mendiseminasikan Literacy Cloud dengan berkualitas, para peserta diminta melakukan observasi dan pembelajaran secara bertahap dengan didampingi oleh ProVisi Education.

Secara berkala, ProVisi Education dan WVI akan akan berbagi tantangan dan pengalaman yang dihadapi. Peserta diminta membuat rencana aksi dan praktik pelatihan yang bertujuan mendorong peserta agar mampu mengadakan pelatihan secara mandiri dan menjangkau setidaknya 1.000 guru dari seluruh Indonesia.

TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER