Citibank N.A., Indonesia (Citibank) mengantongi laba bersih sebesar Rp1,4 triliun sepanjang semester I 2020. Realisasi itu turun 12,5 persen dari posisi semester I 2019 yang sebesar Rp1,6 triliun.
Chief Executive Officer Citibank N.A., Indonesia Batara Sianturi mengungkapkan perusahaan meningkatkan cadangan kerugian kredit selama periode berjalan. Hal ini mencerminkan penurunan outlook makro ekonomi akibat pandemi virus corona.
"Di tengah situasi akibat pandemi ini, kami berkomitmen untuk terus menjaga tingkat likuiditas perusahaan. Saat ini neraca kami memiliki kapasitas untuk terus melayani serta mendukung kebutuhan finansial dari nasabah kami," ujar Batara dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Batara mengklaim perusahaan masih memiliki kecukupan modal cukup positif sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) tercatat sebesar 26 persen.
Kemudian, dana pihak ketiga (DPK) di Citibank N.A., Indonesia juga terlihat naik. Jumlahnya sebesar Rp59 triliun atau meningkat 8,4 persen.
Peningkatan DPK diklaim Batara membuat likuiditas perusahaan terjaga. Rasio intermediasi perbankan atau loan to deposit ratio (LDR) berada di angka 78,5 persen. Selain itu, liquidity coverage ratio (LCR) dan net stable funding ratio (NSFR) masing-masing sebesar 232 persen dan 132 persen.
Selain itu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross Citibank N.A., Indonesia tercatat sebesar 2,5 persen. Sementara, NPL net sebesar 0,3 persen.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memperkirakan pertumbuhan kredit bank hanya akan berada di kisaran 3 persen sampai 4 persen pada 2020. Proyeksi ini merupakan yang terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Tercatat, realisasi pertumbuhan kredit sebesar 7,8 persen pada 2016 dan 8,24 persen pada 2017. Sementara pada 2018 sebesar 12,88 persen dan 6,08 persen pada 2019.
"Perkiraan kami 3 persen sampai 4 persen, angka itu lebih rendah dari pertumbuhan kredit tahun-tahun sebelumnya, sekitar 6 persen," kata Wimboh belum lama ini.
Ia menyatakan prediksi ini sejalan dengan estimasi dari masing-masing bank dalam rencana bisnis bank (RBB). Ia bilang beberapa bank memperkirakan pertumbuhan kredit mereka akan ada yang di atas 3 persen dan ada pula yang di bawah 3 persen.