Ekonom Senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri mengkritik sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menunjuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi penanggung jawab atau kepala komando dalam pembangunan lumbung pangan (food estate) di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Faisal mengatakan Prabowo tak ada hubungan dengan pembangunan lumbung padi tersebut. Seharusnya, kepala komando dari pembangunan proyek tersebut adalah pihak dari Kementerian Pertanian atau ahli di sektor pertanian.
"Itu di era Presiden Soeharo gagal, era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) gagal. Nah, ini dengan pola yang sama ingin diterapkan dan pimpinan proyeknya menteri pertahanan. Ini kan tidak benar," ungkap Faisal dalam dialog Secret at News Room (Setroom) CNNIndonesia.com, Kamis (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faisal juga menyayangkan tak ada pihak yang mengkritik pilihan Jokowi. Padahal, Jokowi dinilai Faisal merupakan sosok yang terbuka dengan kritik.
"Jokowi mau dengar berdasarkan pengalaman saya. Tapi, sekarang, apa yang dikatakan Jokowi tidak di-challenge. Kok tidak ada yang ingatkan Jokowi soal Lumbung Padi di Kalimantan Tengah," ujar Faisal.
Jika begini, ia mempertanyakan apa gunanya ada menteri pertanian jika urusan pertanian dialihkan ke menteri pertahanan. Kalau memang Kementerian Pertanian dinilai tak sanggup, bisa dicari pihak lain yang masih berhubungan dengan sektor pertanian.
"Kemudian Pak Presiden ngomongnya 'ngaco'. Dia bilang ketahanan suatu negara bukan hanya alutista tapi juga pertanian, sekalian saja ketahanan keuangan. Sekalian saja jadi menteri keuangan, sekalian saja ditunjuk jadi perdana menteri. Semua serba politik," kata Faisal.
Sebelumnya, Jokowi sendiri telah menjelaskan alasan menunjuk Prabowo sebagai kepala komando dalam proyek food estate. Salah satu alasan proyek tersebut adalah peringatan Organisasi Pangan Dunia (FAO) yang memprediksi bakal ada krisis pangan dunia.
"Sudah disampaikan food estate itu berangkat dari peringatan FAO akan ada krisis pangan dunia sehingga perlu antisipasi cepat dengan membuat cadangan pangan strategis," ujar Jokowi beberapa waktu lalu.
Jokowi menegaskan bahwa bidang pertahanan tak hanya mengurusi alutsista melainkan juga ketahanan di bidang pangan. Hal itu juga telah disampaikan oleh Prabowo lengkap dengan besaran anggaran untuk membangun food estate.
Dengan keterlibatan Prabowo, Jokowi meyakini persoalan pangan di Indonesia akan lebih mudah diatasi. Kendati dikelola oleh Kementerian Pertahanan, Jokowi bilang menteri pertanian tetap akan ikut membantu.