Pimpin Mata Uang Asia, Rupiah Menguat ke Rp14.772

CNN Indonesia
Rabu, 19 Agu 2020 16:30 WIB
Rupiah menguat ke Rp14.772 per dolar AS jelang libur panjang 1 Muharram.
Rupiah menguat 0,49 persen ke level Rp14.772 per dolar AS jelang libur panjang 1 Muharram. Ilustrasi. (CNN Indonesia/ Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.772 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (19/8) sore. Posisi ini menguat 73 poin atau 0,49 persen dari Rp14.845 pada Selasa (18/8).

Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.786 per dolar AS atau menguat dari Rp14.907 per dolar AS pada Selasa (18/8).

Di kawasan Asia, rupiah memimpin penguatan mata uang dari dolar AS. Rupiah menguat bersama won Korea Selatan 0,25 persen, yuan China 0,23 persen, ringgit Malaysia 0,19 persen, peso Filipina 0,12 persen, dan dolar Singapura 0,08 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan dolar Hong Kong stagnan. Sisanya, berada di zona merah, seperti baht Thailand melemah 0,1 persen, rupee India minus 0,08 persen, dan yen Jepang minus 0,02 persen.

Begitu juga dengan mata uang utama negara maju, mayoritas kompak menguat dari dolar AS. Dolar Australia menguat 0,35 persen, dolar Kanada 0,18 persen, franc Swiss 0,12 persen, euro Eropa 0,08 persen, dan poundsterling Inggris 0,07 persen.

Hanya rubel Rusia yang melemah 0,18 persen dari mata uang Negeri Paman Sam.

Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan nilai tukar rupiah terjadi berkat keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 4 persen pada bulan ini. Posisi bunga acuan menandakan ada optimisme pada pemulihan ekonomi nasional.

Selain itu, juga rupiah juga didukung defisit transaksi berjalan yang rendah di kisaran 1,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II 2020. Bank sentral nasional memperkirakan defisit transaksi berjalan akan di bawah 1,5 persen dari PDB sampai akhir tahun.

"Membaiknya defisit transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil," ungkap Ibrahim Rabu (19/8).

Di sisi lain, pasar masih menanti hasil pengumuman rapat dewan gubernur bank sentral AS, The Federal Reserve.

(uli/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER