Startup Airbnb telah mengajukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) kepada regulator Amerika Serikat.
Dikutip dari AFP, jumlah saham dan harganya hingga kini belum diumumkan oleh perusahaan yang berbasis di San Fransisco tersebut.
Airbnb memutuskan untuk IPO di tengah pandemi virus corona yang memukul industri pariwisata dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Airbnb melihat lonjakan dalam pemesanan karena platform tersebut meluncurkan inisiatif untuk mempromosikan perjalanan jarak pendek karena pembatasan pandemi.
"Industri perjalanan, termasuk Airbnb telah terpukul keras oleh covid-19 dan akan terus ada ketidakpastian yang luar biasa," kata perusahaan itu dalam sebuah posting blog.
Platform berbagi rumah tersebut mengatakan bahwa mereka sedang mengikuti tren perjalanan sehari dengan bermitra dengan organisasi lokal dan badan wisata di seluruh dunia termasuk Yayasan Taman Nasional AS dan Asosiasi Walikota Pedesaan Prancis.
"Memanfaatkan permintaan untuk perjalanan terdekat, kami memperbarui aplikasi dan beranda kami untuk membantu para tamu menemukan kembali keajaiban di halaman belakang rumah mereka sendiri dengan membuatnya lebih mudah untuk memesan perjalanan lokal, termasuk pada saat-saat terakhir," kata perusahaan itu.
Airbnb mengatakan sedang bekerja dengan otoritas lokal, badan amal, dan agen wisata untuk memikat calon pengunjung dan merangsang aktivitas ekonomi.
Awal tahun ini perusahaan memangkas seperempat tenaga kerjanya, sekitar 1.900 orang karena pandemi virus korona menghancurkan industri perjalanan.
Pemotongan diperlukan agar perusahaan dapat bertahan sampai orang mulai bepergian lagi. Hal ini diungkap oleh Kepala Airbnb Brian Chesky dalam sebuah posting blog pada saat itu.