Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir mengancam menutup operasional sementara pabrik apabila terbukti tidak menerapkan protokol kesehatan dalam rangka menekan penyebaran covid-19.
Pernyataan Erick sekaligus menanggapi maraknya kemunculan klaster baru covid-19 di sejumlah pabrik.
"Kalau pemilik pabrik tidak sayang dengan karyawannya, yang mestinya tadi shift-nya bisa dibagi dua tetapi jadi satu, hanya mengejar income (pendapatan). Nah, ini saya rasa konsekuensi harus dipertimbangkan, bukan tidak mungkin pabrik ditutup," ujarnya usai rapat bersama IDI dan PPNI, Kamis (3/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pemilik pabrik memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran virus corona di area pabrik melalui disiplin protokol kesehatan. Ia menilai tidak semua peran bisa bergantung kepada pemerintah.
"Peran aktif dari pemilik pabrik sangat penting, tapi bukan berarti kami melempar masalah," tegasnya.
Ia menyatakan pemerintah juga tidak berdiam diri mencegah penyebaran covid-19. Salah satunya melalui pengembangan vaksin covid-19 hingga disiplin penerapan protokol kesehatan.
Saat bersamaan, ia mengimbau masyarakat tidak bergantung pada vaksin covid-19 dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.
"Bahkan, jangan bergantung pada vaksin. Sebab vaksinnya 6 bulan sampai 2 tahun. Setelah itu, kemungkinan di-vaksin lagi dan ini hal-hal yang saya rasa jangan ikut disepelekan seakan-akan kita ini memikir jangka pendek," imbuh dia.
Sebelumnya, sejumlah pabrik terpaksa ditutup sementara lantaran pegawainya terinfeksi covid-19. Sebut saja,pabrik PT LG Electronics setelah sebanyak 238 pekerja dinyatakan positif terpapar virus corona.
Lalu, PT Unilever Indonesia Tbk juga menutup sementara pabriknya karena sebanyak 21 karyawan terindikasi positif virus corona.