Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan Pandemi covid-19 memberikan dampak bagi semua masyarakat, tak terkecuali ke dirinya. Lelaki yang juga menjabat Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) ini mengaku pandemi telah membuatnya susah berpelukan dengan anak-anaknya.
Hal itu terjadi karena ia menerapkan disiplin protokol kesehatan kepada keluarganya agar tak terinfeksi virus corona. Disiplin, terutama ia arahkan pada anak-anaknya yang masih ABG yang terkadang masih keluar rumah.
"Saya ingatkan sendiri ke anak saya yang di rumah, mereka keluar bebas, namanya juga anak umur 16 tahun, 18 tahun. Yang saya pastikan, mereka tidak bawa penyakitnya ke rumah, itu saya ingatkan kepada anak-anak saya, mereka harus lakukan protokol, ketika kembali ke rumah harus duluan mandi. Dan, mohon maaf, saya sudah hampir berapa bulan ini sama anak juga jadi aneh, peluk-pelukan saja susah, apalagi kalau mereka baru dari luar," kata Erick usai rapat bersama IDI dan PPNI, Kamis (3/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Virus corona terus menyebar di dalam negeri. Data Kemenkes menunjukkan hingga Kamis (3/9) ini, virus sudah menginfeksi 184.268 orang di dalam negeri.
Dari total itu, 132.055 sembuh dan 7.750 lainnya meninggal.
Saat ini, pemerintah tengah mengembangkan vaksin covid-19 untuk mencegah penyebarannya. Namun, pada saat bersamaan, Erick mengimbau masyarakat tidak bergantung pada vaksin covid-19 dengan tetap menjalankan protokol kesehatan sebagai adaptasi kebiasaan baru.
Pasalnya, efek vaksin covid-19 sendiri tidak bersifat permanen.
"Bahkan, jangan tergantung pada vaksin. Sebab vaksinnya 6 bulan sampai 2 tahun. Setelah itu, kemungkinan divaksin lagi dan ini hal-hal yang saya rasa jangan ikut disepelekan seakan-akan kita ini memikir jangka pendek," katanya.
Sebelumnya, Erick menargetkan program imunisasi massal bisa dilakukan awal 2021 mendatang. Untuk pengadaan vaksin covid-19 ini pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp18 triliun.