Kisah Untung Tani di Era Pandemi, dari Milenial Hingga Artis

Kementerian Pertanian | CNN Indonesia
Jumat, 04 Sep 2020 19:48 WIB
Di masa-masa pandemi, profesi sebagai petani bisa menjanjikan. Berikut adalah kisah dari mereka yang banting setir ke sektor ini.
Ilustrasi petani. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Pertanian (Kementan) kembali menggelar acara Tik-Talk (Tani Inspiratif Kekinian Talkshow) yang bertajuk "Milenial Indonesia Lebih Baik Jadi Petani" yang digelar di House of Tani (HOT) di Gedung PIA Kementan, Jakarta Selatan, Jumat (4/9).

Salah satu pihak yang menjadi pembicara adalah SayuranPagi.Co, layanan yang hadir sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang lebih sehat.

"Kami menyediakan sayuran yang ditanam sendiri dengan menggunakan metode hidroponik yang terbukti lebih bersih dan sehat jika dibandingkan dengan sayuran yang ditanam dengan cara konvensional," ujar Safari, pemilik SayuranPagi.co.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Sayuran Pagi juga menyediakan pelayanan yang memudahkan dengan sistem pre-order sebelum panen dan sayur diantarkan ke rumah sesaat setelah panen untuk menjamin kesegaran.

"Kemasan kami juga aman dan higienis sehingga pembeli juga nyaman membeli produk kami" ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa ternyata profesi petani bisa menjanjikan, bahkan di saat pandemi, jika tetap dikerjakan dengan sungguh-sungguh.

"Di saat pandemi seperti ini justru penjualan kami meningkat 50 persen" ujarnya. "Saat pandemi masyarakat mengurangi kegiatan keluar rumah, sehingga produk kami menjadi pilihan karena kami antar langsung ke rumah sesaat setelah panen" tegas Safari.

"Kami biasa panen seminggu sekali di hari Sabtu. Biasanya sekali panen bisa 15 sampai dengan 17 kilogram, dengan omzet 4 sampai 5 juta per-bulan" ujarnya.

Sementara itu, salah satu artis ibukota, Vicky Shu, juga mulai tertarik bisnis pertanian dan memutuskan berjualan sembako melalui Toko Tani.

Ia mengakui dirinya dan keluarga ikut terkena dampak dari pandemi virus corona atau Covid-19, tapi kemudian lebih kreatif melakukan usaha.

"Kami mengambil beras dan produksi pertanian lainnya dari petani langsung dan kemudian kami jual ke masyarakat," ujar Vicky.

Ia mengklaim tidak terlalu mencari keuntungan dari bisnis sembako ini karena tujuan utamanya adalah membantu masyarakat untuk lebih mudah mendapatkan pangan dengan harga terjangkau.

"Konsepnya semi-amal karena bagaimana mendekatkan komoditas petani ke masyarakat dengan harga terjangkau. Bahkan sebisa mungkin di bawah harga pasar," kata Vicky Shu.

"Di bawah Kementerian Pertanian harga semua stabil dan mendekatkan komoditas, artinya petani-petani ini kan petani yang dibina oleh kementerian. Kami mendapatkan langsung barangnya dari petani dan harganya pun jadi stabil," ujarnya.

Ardi, seorang pengusaha susu sapi murni, juga menyampaikan bahwa bisnis di dunia pertanian dan peternakan sangat menjanjikan.

Ia memulai bisnis ternak sapi dan olahan produk sapi seperti susu sapi sejak tahun 2016. Sampai saat ini Ardi telah memiliki 80 sapi dan mendistribusikan produknya ke koperasi dan kafe.

Menurutnya, pemasaran susu tidak sulit. "Sementara ini, justru permintaan lebih banyak dari stok yang ada" ujar Ardi.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, menyampaikan bahwa tahun ini merupakan momentum tepat untuk mengembalikan kebanggaan masyarakat terhadap kekayaan sumber daya pangan.

"Teman-teman di sini membuktikan bahwa bisnis pertanian selalu menjanjikan, bahkan di saat pandemi" ujarnya.

"Pertanian bukan sesuatu yang harus kita anggap remeh. Pertanian penting, pertanian hebat bahkan di tengah pandemi seperti ini omzet pertanian justru meningkat. Semoga pertanian dalam negeri bisa terus mensuplai pangan negeri ini," tutup Kuntoro.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER