Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia pada Agustus berada di level 86,9. IKK naik dari Juli sebesar 86,2.
IKK merupakan adalah alat ukur keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi suatu negara. Angka 100 adalah batas optimisme persepsi konsumen terhadap perekonomian suatu negara. Artinya, IKK Indonesia masih belum keluar dari zona pesimis.
Lantas bagaimana pengaruhnya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Keyakinan Konsumen Terhadap Ekonomi Membaik |
Pendiri Ellen May Institute Ellen May mengatakan IHSG pada perdagangan sesi pertama ditutup menguat tipis di 5.238 atau 0,16 persen.
Lima dari 10 indeks sektoral menopang IHSG dipimpin sektor konstruksi dengan penguatan 0,69 persen. Sementara itu, sektor infrastruktur paling dalam penurunannya 0,74 persen.
Tak ada pengaruh signifikan IKK terhadap IHSG, namun untuk trading, investor diminta tetap memperhatikan money management mengingat IHSG secara teknikal masih tertahan di MA 20.
"Ada potensi untuk bergerak sideways dalam jangka pendek di range 5.150-5.260. Jika ingin trading, maka beli saham 10 dengan maksimal per saham 10 persen dari total modal untuk trading saham," ujarnya, CNNIndonesia.com, Selasa (8/9).
Perlu dicermati, IKK pada Agustus didorong oleh membaiknya tingkat keyakinan terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, serta pembelian barang konsumsi pada saat ini.
Jika dilihat dari komponen pembentuknya, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) masih lebih baik dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Agustus lalu, IKE Indonesia berada di posisi 55,6 atau naik dari Juli yang sebesar 50,7.
Meningkatnya IKE didorong oleh kenaikan keyakinan terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama.
Sementara, IEK pada Agustus sebesar 118.2, turun dibanding Juli 121,7. Setelah recovery pada Mei, IEK tercatat terus mengalami tren penurunan. Ini berarti, persepsi konsumen untuk ekonomi Indonesia menurun untuk 6 bulan ke depan.
Hal ini tercermin dari penurunan dari komponen penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha. Komponen penghasilan mengalami penurunan dari 125,4 pada bulan Juli menjadi 124,7. Ketersediaan lapangan kerja sebesar 114.4 menurun dari 114.5. Kegiatan usaha turun dari 125,3 menjadi 115,35 pada Agustus.