CEO Rio Tinto Mundur Terkait Perusakan Situs Warisan Aborigin

CNN Indonesia
Jumat, 11 Sep 2020 08:48 WIB
CEO Rio Tinto Jean-Sébastien Jacques  mundur dari jabatannya. Langkah diambil setelah perluasan tambang perusahaan menghancurkan situs warisan Aborigin kuno.
Tinto Jean-Sébastien Jacques mundur dari jabatannya sebagai CEO Rio Tinto terkait perusakan situs bersejarah Suku Aborigin. (dok. riotinto.com).
Jakarta, CNN Indonesia --

CEO Jean-Sébastien Jacques dan dua pejabat tinggi Rio Tinto  mengundurkan diri dari jabatannya pada Jumat (11/9). Keputusan tersebut mereka ambil sebagai buntut  atas kehancuran situs warisan Aborigin kuno yang dilakukan oleh raksasa pertambangan itu saat memperluas tambang bijih besi mereka di Australia.

Chairman Rio Tinto Simon Thompson menyatakan bahwa Jacques mengundurkan diri lewat bersama dengan Kepala Divisi Inti Bijih Besi perusahaan Chris Salisbury dan Kepala bidang hubungan Simone Niven.

"Apa yang terjadi di Juukan salah dan kami bertekad untuk memastikan bahwa penghancuran situs warisan yang memiliki signifikansi arkeologi dan budaya yang luar biasa tidak pernah terjadi lagi pada operasi Rio Tinto," kata Thompson dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari AFP, Jumat (11/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun demikian, Jacques masih akan menjabat hingga penggantinya ditemukan atau sampai 31 Maret tahun depan. Sementara, kedua petinggi perusahaan akan melepas jabatan pada 31 Desember mendatang.

Sebagai informasi, perusahaan meledakkan gua berusia 46 ribu tahun di Jurang Juukan di wilayah Pilbara, Australia Barat pada 24 Mei dan menghancurkan salah satu peninggalan bersejarah yang ditempati oleh penduduk asli Australia.

Rio Tinto awalnya memberikan pembelaan atas peledakannya di Jurang Juukan sebagaimana disahkan berdasarkan perjanjian 2013 dengan pemerintah negara bagian.

[Gambas:Video CNN]

Namun, protes yang dilayangkan para pemimpin Aborigin membuat perusahaan pada akhirnya mengeluarkan pernyataan maaf. Pasalnya, penduduk asli tak menerima pemberitahuan tentang rencana peledakan itu.

Pentingnya budaya Ngarai Juukan dikonfirmasi oleh penggalian arkeologi yang dilakukan di salah satu gua, setahun setelah Rio Tinto mendapat persetujuan untuk melakukan peledakan di daerah tersebut.

Penggalian itu menemukan contoh alat tulang tertua yang diketahui di Australia. Alat berbentuk tulang kanguru berasal dari era 28 ribu tahun lalu yang diasah  dan ikat pinggang rambut anyaman yang terkait dengan pengujian DNA dengan penduduk asli yang masih tinggal di daerah tersebut.

Pemerintah negara bagian Australia Barat saat ini sedang meninjau undang-undang yang mengatur operasi penambangan di dekat situs warisan adat.



(wel/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER