Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) memperkirakan jumlah pengunjung mal akan susut sekitar 10 persen sampai 20 persen saat diterapkan PSBB total.
Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja menjelaskan saat PSBB transisi, jumlah kunjungan masyarakat ke mal sebenarnya baru mencapai 40 persen dari masa normal. Kondisi ini terjadi di mal-mal berkelas menengah ke bawah. Sementara jumlah kunjungan masyarakat di mal kelas menengah ke atas mencapai 60 persen dari masa normal.
"Untuk PSBB Total diperkirakan akan terjadi penurunan sekitar 10 persen sampai 20 persen," ungkap Alphonzus kepada CNNIndonesia.com, Minggu (13/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersamaan dengan potensi penurunan jumlah pengunjung, maka sudah dapat dipastikan pendapatan atau omzet toko atau tenant di mal akan ikut turun. Namun, ia belum memiliki proyeksi persentase penurunannya.
"Diperkirakan penjualan juga akan merosot kembali. Padahal selama PSBB transisi pun tingkat penjualan masih sangat rendah," katanya.
Kendati begitu, ia mengatakan para pengelola mal mau tidak mau harus tetap menaati kebijakan PSBB total dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan ketentuan tersebut, mal hanya boleh dibuka dengan kapasitas pengunjung sebanyak 50 persen dari kapasitas normal.
"Pusat perbelanjaan telah siap dan memiliki protokol kesehatan yang bersifat preventif dan korektif sejak pemberlakuan PSBB yang pertama kali," tuturnya.
Senada, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) APPBI DKI Jakarta Ellen Hidayat mengatakan pendapatan tenant mal tentu akan merosot lagi pada masa PSBB Total. Sebab, kontributor pengunjung utama, yaitu restoran dan kafe tidak boleh melayani makan di tempat (dine in).
"Dengan tidak diijinkannya F&B (food and beverage) dine in untuk makan di tempat, tentunya akan bisa mempengaruhi traffic yang sudah dicapai saat ini," ucap Ellen.
Restoran dan kafe nantinya hanya boleh melayani pesan antar (delivery) dan pesanan dibawa pulang (take away). Selain itu, pengaruh penurunan omzet juga berasal dari minimnya sumber pengunjung, salah satunya para karyawan kantoran yang biasa menghabiskan waktu makan siang dan pulang kerjanya untuk makan di mal.
"Apalagi perkantoran juga dibatasi," imbuhnya.
Untuk perkantoran pemerintah dan swasta, Pemprov DKI Jakarta hanya memperbolehkan karyawan masuk sebanyak 25 persen dari total karyawan selama PSBB Total. Sisanya, sekitar 75 persen harus bekerja dari rumah (work from home/WFH).
Kendati begitu, Ellen belum bisa memperkirakan berapa besar penurunan jumlah pengunjung mal di masa PSBB Total nanti. Namun, sebagai gambaran, ia mencatat jumlah pengunjung mal di masa PSBB transisi hanya 35 persen sampai 40 persen dari kondisi normal dan pada PSBB Total diperkirakan akan di bawah itu.
Ia pun berharap penurunan tidak jatuh terlalu dalam karena Pemprov DKI Jakarta tidak mengurangi jam operasional mal seperti pada masa PSBB awal, sehingga bisa mengompensasi jumlah kunjungan. Operasional mal tetap dari pukul 10.00 sampai 21.00 WIB.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan PSBB Total perlu dilakukan lagi oleh Pemprov DKI Jakarta sebagai rem darurat dalam menangani pandemi virus corona atau covid-19 yang kembali meningkat. Tercatat, peningkatan dalam 12 hari terakhir di September mencapai 3.864 kasus.
(uli/eks)