Pertumbuhan ekonomi Ghana mengalami kontraksi sebesar 3,2 persen pada kuartal II 2020. Pertumbuhan ekonomi negatif itu merupakan yang pertama kali selama 37 tahun terakhir.
Kepala Badan Statistik Samuel Kobina Annim mengatakan Ghana terakhir kali mencatat pertumbuhan negatif pada 1983 silam, ketika negara itu mengalami kekeringan parah.
"Ekonomi Ghana mengalami kontraksi 3,2 persen dibandingkan dengan pertumbuhan 5,7 persen pada kuartal yang sama di 2019," terang Annim dilansir dari AFP, Kamis (17/9)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Annim menjelaskan penyebab kontraksi ekonomi pada kuartal II 2020 tak lain adalah pandemi virus corona. Negara Afrika Barat itu melakukan penguncian wilayah selama tiga pekan di beberapa bagian negara, termasuk ibu kota Accra pada Maret lalu.
Penguncian wilayah itu berdampak pada lumpuhnya sektor bisnis, sehingga menekan pendapatan mereka.
"Bahkan setelah pembatasan dicabut, banyak bisnis lintas sektor terus tutup," katanya.
Hampir 50 ribu perusahaan di sektor manufaktur terkena dampak langsung pembatasan tersebut. Sementara itu, sektor perhotelan mencatat penurunan pendapatan tertinggi sebesar 76 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Namun, Annim optimistis bahwa ekonomi akan bangkit kembali setelah kebijakan yang tepat dilakukan oleh pemerintah.
"Ada kemungkinan bahwa kita akan melihat pembalikan dari kontraksi yang kita lihat," jelasnya.
Negara yang memiliki 30 juta penduduk itu secara resmi mengumumkan 45.655 kasus virus korona. Sementara itu, korban meninggal akibat virus mencapai 294 orang.