BI: Rupiah Melemah 6,7 Persen di Sepanjang Tahun

CNN Indonesia
Senin, 28 Sep 2020 14:41 WIB
BI mencatat rupiah melemah 6,7 persen terhadap dolar AS sejak 23 Maret hingga 24 September. Pelemahan dikarenakan pandemi covid-19.
BI mencatat rupiah melemah 6,7 persen terhadap dolar AS sejak 23 Maret hingga 24 September. Pelemahan dikarenakan pandemi covid-19. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah melemah 6,7 persen terhadap dolar AS hingga 24 September ini. Pelemahan mata uang Garuda dikarenakan pandemi covid-19.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan rupiah sempat melemah 16,24 persen pada awal pandemi covid-19 hingga 23 Maret lalu. Periode itu tercatat yang terburuk di sepanjang tahun ini.

Pelemahan rupiah dikarenakan kepanikan pasar terhadap covid-19. Namun, ia bilang intervensi yang dilakukan berhasil memulihkan pelemahan nilai tukar rupiah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terbukti, pada 23 Maret 2020 hingga 24 September, rupiah berangsur menguat. Tak tanggung-tanggung, penguatannya mencapai 11,32 persen.

"Setelah itu (setelah 23 Maret), perkembangan membaik seiring dengan meredanya ketidakpastian global," ujarnya dalam raker dengan Komisi XI DPR, Senin (28/9).

Pun demikian, Perry mengaku tak heran karena kepanikan di pasar keuangan terjadi di seluruh dunia. Bahkan, ia mengklaim rupiah lebih stabil dibandingkan dengan beberapa negara lain, seperti Thailand, Brasil, Turki, serta Afrika Selatan.

Dalam upaya menstabilkan mata uang RI, ia melakukan intervensi di pasar spot dan Domestic Non Delivery Forward (DNDF). Upaya ini masih akan terus dilakukan sejalan dengan ketidakpastian pandemi covid-19.

Selain itu, ia juga memastikan peran BI sebagai stand by buyer surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder akan dilanjutkan. Tujuannya, agar pemulihan ekonomi nasional dapat berlangsung.

"Kami terus lakukan stabilisasi rupiah baik melalui intervensi pasar spot, DNDF dan pembelian SBN pasar sekunder. Bagaimana pun juga ketidakpastian masih berlanjut dan kami terus jaga stabilisasi nilai tukar," lanjutnya.

Ia juga menyebutkan bahwa aliran modal asing ke SBN sampai September 2020 dinyatakan sebesar Rp22 triliun. Selain stabilisasi rupiah, menjaga kondisi pasar dalam negeri dan kepercayaan asing dinilainya tak kalah penting demi mendanai APBN bagi pemulihan ekonomi nasional.

"Akan terus kami jaga kondisi pasar, confidence (kepercayaan) pasar agar tidak hanya rupiah stabil, tapi SBN bisa masuk untuk mendanai APBN bagi PEN," kata Perry.

[Gambas:Video CNN]



(wel/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER