Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.835 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (1/10) sore. Posisi tersebut menguat 0,30 persen dibandingkan perdagangan Rabu (30/9) sore di level Rp14.880 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.876 per dolar AS atau menguat dari Rp14.918 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Dolar Singapura menguat 0,15 persen, dolar Taiwan menguat 0,14 persen, peso Filipina menguat 0,08 persen, dan rupee India menguat 0,30 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, yuan China menguat 0,85 persen ringgit, Malaysia menguat 0,18 persen dan won Korea Selatan menguat 0,69 persen. Hanya Yen Jepang yang masih terpantau melemah sebesar 0,10 persen dan baht Thailand yang melemah 0,02 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju juga bergerak menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,58 persen, dolar Kanada menguat 0,13 persen dan franc Swiss menguat 0,12 persen. Hanya dolar Australia yang masih melemah 0,29 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan penguatan rupiah sore hari ini ditopang oleh sentimen positif di pasar keuangan global.
Sentimen positif ini dipicu sinyal penguatan ekonomi China dan AS yang belakangan terlihat dari data yang dirilis lebih bagus dari ekspektasi. Hal ini juga mengindikasikan pemulihan ekonomi berjalan dengan baik.
"Ditambah dengan berjalan kembali negosiasi stimulus paket kedua di AS di mana paket stimulus ini bisa membantu pemulihan ekonomi AS," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Sementara untuk besok, menurutnya pergerakan rupiah masih akan lebih dipengaruhi sentimen eksternal. "Tergantung reaksi pasar nanti malam di pasar AS, apakah sentimen positif masih bertahan atau apakah dolar masih dalam pelemahan," pungkasnya.