Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.864 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (2/10) sore. Posisi tersebut melemah 0,20 persen dibandingkan perdagangan Jumat (18/9) sore di level Rp14.835 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.890 per dolar AS atau melemah dari Rp14.876 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,33 persen, dolar Singapura melemah 0,07 persen, won Korea Selatan melemah 0,40 persen, peso Filipina melemah 0,07 persen, ringgit Malaysia melemah 0,25 persen, dan bath Thailand melemah 0,19 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya dolar Taiwan menguat 0,14 persen, rupee India menguat 0,85 persen dan yuan China menguat 0,37 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju juga bergerak melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,41 persen persen, franc Swiss melemah 0,27 persen dan dolar Kanada melemah 0,17persen. Hanya dolar Australia yang terpantau menguat 0,47 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan penguatan dolar AS hari ini dipengaruhi kekhawatiran pasar terhadap tidak tercapainya kesepakatan stimulus tambahan covid-19.
Pasalnya kesepakatan paket stimulus ekonomi tahap dua senilai US$2,2 triliun masih belum menemukan titik terang lantaran Partai Republik dari pemerintahan masih belum menerima usulan dari Partai Demokrat yang umumnya menguasai DPR AS.
"Parlemen berencana tetap mengesahkan usulan tersebut meski belum diterima. Sebab mereka menilai stimulus ini perlu diberikan untuk pemulihan ekonomi AS di tengah pandemi virus corona atau covid-19," ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Sementara dari dalam negeri, pelemahan rupiah turut dipengaruhi kondisi deflasi di tanah air yang mengindikasikan pemulihan ekonomi masih terganggu.
"Namun pelemahan rupiah sempat tertahan sore ini dengan berita Trump positif covid-19 yang membantu melemahkan dollar AS," tandasnya.