Harga Biosolar Ekspor Pertamina Lebih Murah Ketimbang di RI

CNN Indonesia
Selasa, 06 Okt 2020 08:40 WIB
Pertamina mengakui harga solar yang diekspor lebih murah ketimbang yang dijual di dalam negeri karena jumlah solar berlebih di tengah rendahnya permintaan.
Pertamina mengakui harga solar yang diekspor lebih murah ketimbang yang dijual di dalam negeri karena jumlah solar berlebih ditengah rendahnya permintaan.(ANTARA FOTO/M Agung Rajasa).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Pertamina (Persero) mengakui harga produk minyak solar atau biosolar jenis high speed diesel (HSD) yang diekspor lebih murah ketimbang yang dijual di dalam negeri. Alasannya, jumlah solar berlebih di tengah rendahnya permintaan solar di masa pandemi virus corona.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina International (KPI) Ignatius Tallulembang menjelaskan pihaknya mengoperasikan kilang pada kapasitas minimal selama pandemi, yaitu 75 persen. Kendati sudah beroperasi dengan kapasitas minimal, jumlah solar yang dihasilkan masih berlebih.

"Selama masa pandemi konsumsi masyarakat memang rendah, sehingga penampungan kami tidak mampu lagi," kata Ignatius dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (5/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan situasi itu, Pertamina dihadapkan pada dua pilihan yakni menyetop produksi unit atau cari alternatif dengan memasarkan hasil produksi. Di sini, perusahaan memilih tetap memasarkan karena tak bisa menyetop produksi unit.

"Setop tidak hanya solar saja, tapi juga yang lain, seperti gasoline, LPG, kasus kemarin tidak ada pilihan," imbuh dia.

Oleh karena itu, ekspor perlu dilakukan. Ignatius bilang jumlah yang dijual terbatas, yakni 1 kargo dengan volume 30 ribu kiloliter (KL).

"Ini untuk menghindari setop operasi kilang," tegasnya.

Sebelumnya, Pertamina Refinery Unit V Balikpapan mengekspor produk High Speed Diesel (HSD) 50 PPM Sulphur ke negeri jiran Malaysia. Ekspor perdana sebesar 200 ribu barrels atau setara dengan 31.800 KL ini senilai US$9,5 juta.

Mengutip Antara, General Manager Refinery Unit V Balikpapan Eko Sunarno menyebut ekspor merupakan salah satu jawaban dari tantangan yang dihadapi Pertamina selama pandemi virus corona.

Eko mengungkapkan bahwa produk ini merupakan hasil dari fraksi diesel di Unit Secondary Kilang RU V Balikpapan yang memiliki kualitas Sulphur 50 ppm atau setara dengan produk diesel standard Euro 4. Ini merupakan bahan bakar mesin diesel terbaru yang pernah diproduksi kilang RU V.

[Gambas:Video CNN]



(aud/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER