Pendapatan Holding BUMN Farmasi Baru Rp5,7 T pada Semester I

CNN Indonesia
Selasa, 06 Okt 2020 07:45 WIB
Pendapatan konsolidasi holding farmasi baru mencapai Rp5,79 triliun pada semester I 2020, atau 34,5 persen dari target tahun ini yang mencapai Rp16,8 triliun.
Pendapatan konsolidasi holding farmasi baru mencapai Rp5,79 triliun pada semester I 2020 dari target Rp16,8 triliun.(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menuturkan pendapatan konsolidasi holding farmasi sepanjang semester pertama 2020 baru mencapai Rp5,79 triliun. Angka tersebut masih jauh dari target pendapatan yang dipatok induk holding BUMN farmasi karena baru mencapai 34,5 persen dari Rp16,8 triliun.

"Sampai akhir tahun kami yakin akan mendekati RKAP walaupun memang banyak hal yang nanti perlu kami genjot di akhir tahun," ujarnya dalam rapat bersama komisi VI DPR, Senin (5/10).

Sementara itu, laba operasi sepanjang enam bulan pertama tahun ini mencapai Rp386 miliar. Meski demikian, kata Honesti laba bersih yang tidak dipaparkan, masih minim lantaran besarnya ongkos produksi yang harus ditanggung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari sisi laba operasi, kami mendekati target. Tapi laba bersih kami agak berat karena ada cost yang meningkat," imbuh Honesti.

Menurut Honesti, bahan baku yang mayoritas masih diimpor membuat holding BUMN farmasi mengalami tekanan keuangan. Pasalnya, suplai mengalami keterbatasan lantaran negara eksportir memprioritaskan penggunaan untuk dalam negeri serta beroperasi terbatas.

"Pertama, impor dan suplai bahan baku hanya dikuasai beberapa negara terutama China dan India. Kedua, karena demand terbatas, kebutuhan besar, harga naik berkali lipat belum lagi ada faktor kurs. Memang dari sisi cost harga bahan baku itu bisa naik 6 kali lipat," imbuhnya.

Honesti juga menyampaikan perincian penggunaan belanja modal sebesar Rp3 triliun dianggarkan tahun ini. Dia memaparkan sekitar Rp500 miliar berada di Bio Farma untuk peningkatan kapasitas produksi.

Lalu, ada belanja modal Kimia Farma sekitar Rp2 triliun untuk pembangunan pabrik bahan baku di Banjaran, Pulo Gadung.

"Sisanya di Indofarma untuk peralatan medis dan herbal," tuturnya.

Ke depan, kata dia, tak tertutup kemungkinan akan dilakukan aksi korporasi seperti right issue mengingat akuisisi Phapros oleh Kimia Farma banyak meninggalkan utang dan fasilitas refinancing karena penurunan suku bunga.

Namun, karena kondisi market yang saat ini tidak kondusif, Honesti menilai menerbitkan rights issue bukan keputusan yang bijak. Perseroan pun mengkaji prospek pendanaan dari investor langsung. "Memang kami masih mencari pendanaan juga dari pihak ketiga," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(hrf/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER