Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan lulusan Politeknik Keuangan Negara (PKN) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) memiliki tanggung jawab untuk memberikan sumbangsih bagi negara. Sebab, lulusan STAN telah menikmati uang negara selama masa pendidikan mereka.
"Kalian diberikan pendidikan yang terbaik, dibayar oleh uang negara, gunakan ilmu yang telah diberikan itu untuk dunia. Ini agar Indonesia menjadi negara yang adil dan sejahtera," ujar Ani, sapaan akrabnya, dalam Wisuda PKN STAN angkatan 31 secara virtual, Rabu (14/10).
Seperti diketahui, PKN STAN merupakan merupakan sekolah kedinasan yang dibiayai oleh negara. Oleh sebab itu, bendahara negara menjelaskan jika uang negara itu berasal dari beberapa sumber, yakni pajak, bea dan cukai, termasuk penerimaan bukan pajak, serta utang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karenanya, ia menyebut lulusan PKN STAN sebagai salah satu pihak penikmat uang negara. "Jangan kalian menuntut orang lain, sekarang kalian akan dituntut untuk menjadi agen perubahan," imbuh dia.
Ani, sapaan akrabnya, juga mengingatkan lulusan PKN STAN otomatis langsung dituntut untuk menggunakan ilmunya ketika masuk dunia kerja. PKN STAN sendiri memiliki sejumlah jurusan profesi yang dibutuhkan negara, seperti akuntansi, pajak, kepabeanan dan cukai, serta manajemen keuangan.
Dengan jurusan tersebut, lulusan PKN STAN ditempatkan pada sejumlah direktorat di bawah Kementerian Keuangan. Selain itu, lulusan PKN STAN juga banyak bekerja di perusahaan-perusahaan lokal maupun asing.
Ani berharap lulusan PKN STAN memiliki tekad kuat untuk menjaga integritas di lingkungan kerja. Tekad itu, kata Sri Mulyani, harus disimpan di dalam hati dan dipelihara setiap hari.
"Jaga hati pikiran untuk tidak tergoda pada uang karena kalian bekerja di keuangan negara. Integritas tidak bisa bisa diperjualbelikan," tegas Ani.
Ia mencontohkan godaan uang itu tidak sedikit secara nominal. Misalnya, ada tawaran sogokan jutaan, puluhan juta, ratusan juta, bahkan miliaran.
Namun, ia menekankan bahwa integritas tidak bisa dihargai dengan uang. "Begitu Anda jual integritas Anda, Anda menjadi tidak punya nilai," tutupnya.