Mining Industry Indonesia (MIND ID), holding BUMN pertambangan mengumumkan holding industri baterai listrik dengan nama PT Indonesia Battery Holding paling lama terbentuk pada pekan depan. Sementara persiapan holding secara menyeluruh ditargetkan rampung dalam sebulan ke depan.
Direktur Utama MIND ID sekaligus PT Indonesia Asahan Aluminium alias Inalum Orias Petrus Moedak mengatakan saat ini pembentukan perusahaan tinggal menyelesaikan legal status sebagai perseroan terbatas. Setelah itu tinggal dilaporkan ke Menteri BUMN Erick Thohir untuk disetujui dan resmi terbentuk.
"Tinggal lapor ke Pak Menteri, kami sepakat, kan selesai. Ya satu minggu, ya sampai Kamis depan lah (terbentuknya)," ujar Orias saat berbincang secara virtual dengan awak media, Kamis (15/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:BUMN Nuklir Bakal Gabung ke Holding Farmasi |
Sementara terkait susunan direksi dan komisaris holding akan berasal dari perwakilan dari masing-masing perusahaan yang terlibat di dalamnya. Holding sendiri terdiri dari MIND ID melalui PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dan dua BUMN lain, yaitu PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).
Namun, ia masih belum mempublikasikan siapa-siapa saja perwakilan dari masing-masing BUMN yang akan ada di holding.
"Perwakilan dari masing-masing perusahaan, siapa, di mana, direksi, komisaris, itu semua masih butuh waktu. Kalau untuk keputusan (dana perusahaan), itu minggu ini bisa jadi, tapi berdirinya perlu proses legal," jelasnya.
Lihat juga:MIND ID Inisiasi Holding Indonesia Battery |
Orias mengatakan pembentukan holding memang dipercepat sesuai arahan Erick Thohir. Namun, hal ini bukan rencana yang terburu-buru lantaran sebenarnya sudah disiapkan sejak Februari 2020.
"Menteri BUMN sudah bentuk tim sejak awal tahun, ini dibentuk untuk bikin industri baterai. Tim diketuai Komisaris Utama MIND ID Agus Cahyana," tuturnya.
Orias bilang Erick ingin Indonesia benar-benar merealisasikan pembangunan industri baterai listrik karena merupakan langkah hilirisasi yang bisa memberi nilai tambah ke industri. Selain itu, juga berkontribusi ke pertumbuhan ekonomi.
"Pak menteri sudah mencanangkan Indonesia sebagai hub produksi material yang berguna untuk baterai ini," katanya.
Saat sudah beroperasi nanti, hulu industri baterai listrik akan digarap Antam. Sedangkan hilirnya oleh Pertamina dan PLN.
Selanjutnya, holding akan bekerjasama dengan perusahaan asing melalui skema joint venture (JV). Saat ini, sudah ada dua investor yang minat terhadap pembangunan pabrik baterai listrik di Indonesia, yakni China dan Korea Selatan.
"Kalau dengan mitra itu sekitar US$12 miliar ada yang US$5 miliar ada yang US$7 miliar tergantung sizenya dan ini sedang dibicarakan mudah-mudahan bisa tercapai segera," ucapnya.