Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.650 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin (26/10) sore. Posisi tersebut menguat dibandingkan perdagangan Jumat (23/10) sore di level Rp14.660 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.697 per dolar AS atau menguat dari Rp14.738 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,19 persen, dolar Singapura melemah 0,18 persen, dolar Taiwan melemah 0,05 persen, rupee India melemah 0,34 persen, yuan China melemah 0,18 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,19 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya, peso Filipina yang terpantau menguat 0,20 persen, bath Thailand menguat 0,03 persen dan won Korea Selatan menguat 0,46 persen,
Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju masih bergerak variatif terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,15 persen dan dolar Australia menguat 0,20 persen. Sebaliknya dolar Kanada melemah 0,39 persen dan franc Swiss melemah 0,25 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pergerakan rupiah bergerak di luar perkiraan. Hal ini disebabkan borongan asing terhadap saham yang mendorong penguatan IHSG hari ini.
Lihat juga:Cara Mengajukan Keberatan Pembayaran PNBP |
"Rupiah bergerak tipis hari ini meski menguat. Penguatan rupiah mungkin didukung oleh net buy asing di bursa efek Indonesia yang mendorong penguatan IHSG," tuturnya kepada CNNIndonesia.com.
Meski demikian perlu diwaspadai bahwa keputusan terkait stimulus ekonomi di AS dalam menghadapi pandemi virus corona masih mengalami ketidakpastian.
Pasar khawatir pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam terganggu karena tak ada kepastian terkait stimulus tersebut. "Stimulus fiskal AS yang belum jelas dan meningkatnya kasus covid-19 di dunia menahan penguatan rupiah tersebut," tandasnya.