PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance mengantongi pinjaman siaga sebesar US$280 juta atau Rp4,06 triliun (kurs Rp14.512 per dolar AS) dari perusahaan induknya, Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd (MUFG). Dana tersebut baru akan digunakan ketika likuiditas perusahaan memburuk.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengungkapkan pihaknya sengaja meminta bantuan kepada MUFG sebagai langkah antisipasi di masa pandemi covid-19. Pinjaman itu diterima pada pertengahan 2020.
"Kami antisipasi krisis sejak pertengahan tahun, kami minta bantuan ke perusahaan induk di Jepang yang kasih pinjaman siaga nilanya US$280 juta," ungkap Made dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (3/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Made menyatakan dana itu belum terpakai hingga sekarang. Pasalnya, likuiditas Adira Finance terbilang masih baik-baik saja.
"Likuiditas kami masih bagus," imbuhnya.
Made menuturkan likuiditas Adira Finance masih positif lantaran sejak awal tahun perusahaan sudah menghimpun dana segar dari pinjaman sindikasi sebesar US$300 juta. Selain itu, perusahaan juga menerbitkan obligasi sebesar Rp1,5 triliun pada pertengahan 2020.
"Dan ditambah dana yang ada masih di atas Rp4 triliun belum terpakai, sehingga itu akan menjadi posisi likuiditas yang sangat kuat," ujar Made.
Ia menambahkan pihaknya mengambil langkah yang konservatif dalam menjaga likuiditas perusahaan. Made menyadari bahwa likuiditas adalah hal yang harus dijaga di masa krisis seperti sekarang.
"Kami memang mengambil langkah konservatif untuk persiapan likuiditas, karena likuiditas sangat penting saat krisis," pungkas Made.
(wel/sfr)