Holding perusahaan asuransi dan penjaminan, Indonesia Financial Group (IFG) menyatakan telah membentuk IFG Life. Salah satu fungsinya, adalah menampung migrasi portofolio PT Asuransi Jiwasraya (Persero) hasil restrukturisasi.
Direktur Bisnis IFG Pantro Pander Silitonga mengatakan bisnis IFG Life akan cenderung lebih konservatif dengan menekankan pada proteksi. Ini berbeda dengan Jiwasraya yang sebelumnya menawarkan imbal hasil (return) selangit.
"Jadi, kami sudah membentuk juga IFG Life, memang baru saja dibentuk tapi orientasinya memang lebih banyak kepada proteksi," ujarnya dalam diskusi Secret at Newsroom (Setroom): IFG, Raksasa Baru di Dunia Asuransi, Selasa (2/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:IFG Mudahkan UMKM Dapat Akses Modal Bank |
Untuk produk yang memiliki layanan investasi nantinya, ia menuturkan IFG Life tidak akan menjanjikan imbal hasil tinggi, yang justru tidak bisa direalisasikan. Menurutnya, untuk produk investasi nantinya akan disesuaikan dengan rencana investasi masa depan nasabah.
"Contoh, kalau kami punya nasabah ingin memberikan pendidikan yang baik pada anaknya, maka horison investasi berapa lama, sehingga aset profil yang cocok seperti apa, dan kami tendesinya akan lebih konservatif karena yang kami janjikan adalah proteksinya," ucapnya.
Ia mengatakan 90 persen portofolio perusahaan asuransi di Indonesia berorientasi pada investasi. Menurutnya, hal tersebut salah kaprah karena seharusnya asuransi memberikan perlindungan bukan sebagai manajemen investasi.
Tak hanya itu, perusahaan asuransi tersebut menawarkan imbal hasil selangit yang sebetulnya tidak bisa direalisasikan oleh perusahaan. Berkaca dari kondisi itu, maka ia menegaskan IFG Life tidak akan menjanjikan nasabah dengan imbal hasil tinggi, tetapi lebih menekankan pada proteksi.
"Contoh ada beberapa kasus asuransi jiwa yang bermasalah, itu karena mereka menjanjikan rate of return yang tinggi yang sebetulnya tidak reasonable akhirnya asuransinya kolaps," ucapnya.
Selain IFG Life, perusahaan pelat merah lain yang tergabung dalam holding meliputi, PT Bahana TCW Invesment Management, PT Bahana Sekuritas, PT Bahana Arta Ventura, PT Bahana Kapital Investa, dan PT Graha Niaga Tata Utama dari lini bisnis keuangan dan pasar modal.
Selanjutnya, PT Jasa Raharja, PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) dari sektor asuransi umum dan penjaminan.